Okay
kalian pasti sudah tau film The Raid ? Film yang disutradarai oleh Gareth Evans
dan dibintangi oleh Iko Uwais. Pertama
kali dipublikasi pada Festival Film Internasinal Toronto (Toronto International
Film Festival, TIFF) 2011 sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness,
para kritikus dan penonton memuji film tersebut sebagai salah satu film aksi
terbaik setelah bertahun-tahun. Sehingga memperoleh penghargaan The Cadillac
People's Choice Midnight Madness Award. Terpilihnya film ini untuk diputar pada
beberapa festival film internasional berikutnya, seperti Festival Film
Internasional Dublin Jameson (Irlandia), Festival Film Glasgow (Skotlandia),
Festival Film Sundance (Utah, AS), South by Southwest Film (SXSW, di Austin,
Texas, AS), dan Festival Film Busan (Korea Selatan), menjadikannya sebagai film
komersial produksi Indonesia pertama yang paling berhasil di tingkat dunia.
Amazing? yes..
Menurut saya ceritanya sederhana.
Karena syuting film tersebut diambil disatu tempat yang sama. Gedung tua. Saya
yakin pengeluarannya pun tidak banyak. Tapi para pemain yang profesional
seperti Iko Uwais atau Yayan Ruhian yang pada dasarnya mereka sudah ahli dalam
bidangnya. Silat. Salah satu bela diri asli Indonesia. Kita patut berbangga
bukan ? (y)
Sebenarnya Film ini bukan ditayangkan
pertama kali di Indonesia. Film ini mengikuti festival tingkat Internasional
terlebih dahulu. Dan ketika mereka berhasil mengharumkan nama Indonesia
ditingkat Internasional, barulah mereka pulang dengan penghargaan dan senyum kebanggaan.
Barulah film ini ditayangkan di negeri sendiri. Indonesia.
Saya beri sedikit sinopsis cerita The
Raid :
Di jantung daerah kumuh Jakarta
berdiri sebuah gedung apartemen tua yang menjadi markas persembunyian para
pembunuh dan bandit yang berbahaya. Sampai saat ini, blok apartemen kumuh
tersebut telah dianggap tidak tersentuh, bahkan untuk perwira polisi yang
paling berani sekalipun. Diam-diam di bawah kegelapan dan keheningan fajar,
sebuah tim elit polisi penyerbu berjumlah 20 orang ditugaskan untuk menyerbu
apartemen persembunyian tersebut untuk menyergap gempong narkotik terkenal yang
menguasai gedung tersebut. Tapi ketika sebuah pertemuan dengan seorang
pengintai membuka rencana mereka dan berita tentang serangan mereka mencapai
sang gembong narkotik, lampu dalam gedung tiba-tiba padam dan semua pintu
keluar diblokir. Terdampar di lantai enam dan tanpa jalan keluar, satuan khusus
tersebut harus berjuang melawan penjahat-penjahat terburuk dan terkejam untuk
bertahan hidup dalam misi penyerbuan tersebut.