Selasa, 11 September 2012

3 IDIOT




“ALL IZ WELL”

3 idiots menceritakan sebuah kisah persahabatan 3 orang mahasiswa teknik mesin di India yang memulai jenjang kuliahnya di universitas nomor 1 di negerinya. dikisahkan 3 orang ini bernama Rancho, Farhan, dan Raju. Mereka adalah teman satu kamar di asramanya semenjak hari pertama menjejakkan kaki di universitas tersebut.Farhan dan Raju adalah mahasiswa biasa yang nilainya pun pas-pasan. Sedangkan dikisahkan seorang Rancho adalah seorang mahasiswa yang jenius dan selalu mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat sebelum maupun saat dia pelajari sewaktu kuliahnya.
Mereka menjalani hidup sebagai mahasiswa dan memiliki ikatan persahabatan yang kuat, hingga akhirnya dalam sebuah perjalannya mereka bertemu dengan Pia. Pia, adalah seorang mahasiswi kedokteran yang selidik punya selidik adalah anak dari rektor universitas ketiga sahabat ini. Sejak awal, sang rektor, yang mendapat julukan “Virus” dari mahasiswanya merupakan dosen yang sangat kaku, kejam, intolerir, namun pintar. Dalam sebuah kesempatan, Rancho, mengkritik sistem pengajaran yang dilakukan di dalam kampusnya. Mr. Viru tidak terima dengan kritikan Rancho, dan sejak saat itu, sang rektor yang bergelar “Virus” menjadi peran antagonis dalam film ini.
Sebuah kritik yang dilontarkan Rancho adalah bahwa universitas ICE (Imperial College Engineering) yang dia dan kawan - kawannya dialami hanya menghasilkan insinyur - insinyur yang hanya pintar bicara, tidak ada topik mengenai penemuan baru tiap harinya, tidak ada penemuan baru yang dihasilkannya tiap tahun, dan metode pengajaran yang mengarahkan mahasiswanya untuk mendapatkan nilai sangat bagus, namun belum tentu bisa mengaplikasinya ilmunya tersebut. Bahkan hanya menghasilkan lulusan yang nantinya bekerja pada perusahaan asing, dengan gaji besar, namun tidak memajukan bangsanya sendiri. Universitas bukan mengajarkan ilmu yang aplikatif namun mengajarkan bagaimana mendapatkan nilai yang bagus. Rancho selalu berkata pada 2 sahabatnya, Farhan dan Raju untuk selalu menjadi diri sendiri, tidak atas dasar paksaan dari orang lain. karena kebahagian datang saat kita menikmati setiap langkah yang kita ambil, kemudian kesuksesan akan menjadi ekses dari langkah kita tersebut. Dalam mengkritik sistem yang kaku di tempat dia kuliah, Rancho, Farhan, dan Raju mengalami berbagai asam manisnya kehidupan menjadi mahasiswa. Tawa dan tangis selalu mereka lewati bersama, hingga akhirnya diceitakan mereka pun lulus kuliah dengan Rancho sebagai mahasiswa terbaik di kampus tersebut. Farhan akhirnya menjadi seorang fotografer profesional, meninggalkan dunia teknik, Raju menjadi salah satu direktur perusahaan asing di India,dan satu lagi kawannya bernama Chatur yang sebelumnya tidak disebutkan (dia adalah saingan Rancho untuk mencapai peringkat mahasiswa terbaik di ICE) menjadi seorang pengusaha sukses yang punya mobil Lamborghini.
Namun, selepas mereka lulus kuliah, Farhan, Raju, dan Pia tidak pernah mendengar kabar mengenai Rancho. Diceritakan di masa depan, akhirnya Farhan, Raju, Pia, dan ditemani Chatur mencari kabar Rancho hingga melintasi dataran India. Mereka akhirnya tiba di sebuah rumah mewah, seperti istana, dan mereka menemukan Rancho. Tapi, saat bertemu, itu bukan Rancho yang mereka kenal saat mereka kuliah dulu. Rancho berubah..
Dan ternyata bukan Ranco yang mereka kenal, melainkan Rancho asli dan Rancho yang mereka kenal ternyata tidak berada disini, dan ternyata kawan mereka hanyalah anak dari seorang pembantu yang hanya butuh belajar, namun tak butuh ijazah, setelah mereka berbicara dengan Rancho yang asli ternyata kawan mereka ini berada di luar negeri. dan stelah mereka mencari dan akhirnya bertemu dan Chatur tertawa saat melihat rancho hanya menjadi guru biasa saja, namun pada saat dia tertawa terbahak – bahak dia kaget saat menerima telpon dari bos besarnya dan ternyata bos besarnya adalah Phungshuk Wangdu yang mereka kenal sebagai Rancho Chanchad.
Pemain : Aamir Khan | Kareena Kapoor | R. Madhavan | Sharman Joshi | Boman Irani | Mona Singh | Parikshit Sahni | Javed Jaffrey | Akhil Mishra | Rahul Kumar | Omi Vaidya | Rajeev Ravindranathan | Sanjay Lafont | Achyut Poddar | Amardeep Jha | Farida Dadi | Jayant Kriplani | Arun Bali | Supriya Shukla | Atul Tiwari | Ali Fazal
Film ini mengajarkan mengajarkan bahwa nilai akademik bukanlah segalanya. bahwa status tidaklah penting. bahwa ijazah bukanlah hal yang harus anda raih.
“Hidup adalah sebuah perlombaan, jika Anda tidak cukup cepat, maka Anda akan diinjak-injak,”

Crazy Litlte Thing Called Love



“Siapapun kita pasti punya seseorang yang kita suka secara diam-diam, saat kita ingat orang itu kita merasa seperti sesak di dada. Tapi kita terus menyukainya. Walaupun aku tidak tahu dimana dia sekarang. Apa kabarnya? Tapi dialah yang membuatku seperti ini. Hal kecil yang disebut CINTA

Opening yang bagus bukan? Kalian sudah pasti bisa menebak tentang apa film ini. Menurut saya film ini adalah film drama yang paling bagus. Dari segi pemain, ceritanya, karakteristik, semuanya.. tapi berhubung saya wanita yang wajar jadi saya paling suka aktor laki-lakinya Mario Maurer J
Masihkah Anda dapat mengingat masa dimana Anda mulai tertarik dengan sesorang dan merasa jatuh cinta kepadanya? Masa dimana Anda akan melakukan berbagai hal untuk dapat menarik perhatian orang yang Anda sukai — mulai dari melakukan berbagai hal cheesy seperti menyukai segala hal yang ia sukai hingga berusaha menjadi sosok yang selama ini berbeda dari kepribadian yang selama ini Anda tampilkan. Cinta memang sebuah kekuatan yang aneh. Pada beberapa orang, cinta dapat memberikan sebuah pengaruh buruk. Namun untungnya, pada banyak orang lainnya, cinta membuat mereka untuk menjadi sesosok manusia yang lebih baik bagi orang yang mereka cintai.
Dalam Crazy Little Thing Called Love, seorang gadis berusia 14 tahun, Nam (Pimchanok Luevisetpaibool), untuk pertama kalinya merasakan adanya getaran cinta di dalam hatinya kepada salah seorang seniornya, Chon (Mario Maurer). Masalahnya, dengan wajah Chon yang sangat tampan — dan ditambah dengan kepribadian yang menarik serta kemampuan olahraga yang mengagumkan — Nam bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati terhadap Chon. Dengan wajah dan kepribadian yang biasa saja, jelas Nam bukanlah seorang kontender favorit yang dapat memenangkan hati Chon. Dengan bantuan teman-temannya, dan sebuah buku yang berisi berbagai metode untuk mendapatkan hati seorang pria, Nam mulai melakukan berbagai prubahan pada dirinya. Suatu perubahan yang secara perlahan, tanpa disadari Nam, malah membuatnya menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Ya… jalan cerita Crazy Little Thing Called Love sangatlah sederhana dan cenderung cheesy. Sama sederhana dan cheesy-nya dengan pengalaman siapapun pada saat mereka sedang mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dengan jalan cerita yang sangat familiar, jelas keunggulan utama film ini bukan berada pada departemen penulisan naskah. Walau begitu, naskah cerita yang ditulis oleh dua sutradara film ini, Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon dan Wasin Pokpong, sama sekali tidak buruk mengingat mereka berhasil memadukan jalan cerita yang sederhana dan familiar tersebut dengan elemen komedi yang banyak tercermin dari dialog-dialog yang segar di sepanjang film ini serta, tentu saja, kisah cinta yang mampu menyentuh siapapun yang pernah merasakan jatuh cinta itu sendiri. Cukup manis huh?
Sama seperti film-film drama komedi sejenis yang mengisahkan mengenai transformasi seorang karakter yang biasa saja pada awalnya menjadi seorang karakter yang menarik di akhir cerita, Crazy Little Thing Called Love juga berjuang untuk mempertahankan sisi menarik kisahnya ketika sang karakter utama telah berubah menarik. Sayangnya, usaha ini dapat dikatakan kurang begitu dapat dieksekusi dengan baik ketika bagian pertengahan film ini terasa sedikit hambar jika dibandingkan dengan bagian sebelumnya. Plot cerita tambahan mengenai guru Nam, Inn (Sudarat Budtporm), yang dikisahkan mengejar perhatian guru lainnya, juga kurang berhasil mengisi kekosongan ruang dalam film ini dan seringkali hanya terasa sebagai perulangan kisah cinta Nam namun berasal dari karakter yang lebih dewasa.
Letak keberhasilan utama Crazy Little Thing Called Love dalam menyampaikan jalan ceritanya adalah karena sutradara film ini berhasil mendapatkan jajaran pemeran yang mampu dengan sangat baik menghidupkan setiap karakter yang mereka bawakan, khususnya Pimchanok Luevisetpaibool yang berhasil memerankan karakter Nam dan menjadikannya sebagai sesosok karakter yang sangat menyenangkan di balik seluruh keluguannya dalam mengenal cinta pertamanya. Karakter Nam sendiri menjadi terasa begitu hidup berkat dukungan tiga karakter sahabatnya yang selalu dapat diandalkan dalam memberikan berbagai adegan komedi untuk film ini.
Sebagai lawan main Pimchanok Luevisetpaibool, aktor muda, Mario Maurer, memang sangat tepat untuk memerankan Chon yang menjadi idola seluruh gadis di sekolahnya. Walau sepertinya hal tersebut tidak membutuhkan kemampuan akting yang terlalu mendalam, penampilan Maurer sebagai Chon tidak sepenuhnya mengecewakan. Setidaknya ia juga berhasil dalam menampilkan sisi sensitif karakternya yang datang ketika karakter tersebut berhubungan dengan masalah masa lalu sang ayah atau perjuangannya dalam berusaha untuk membuktikan kemampuannya dalam bidang fotografi dan sepakbola.
Oke yang belum menonton Crazy Litle Thing Called Love  SANGAT SAYA WAJIBKAN untuk segera menonton film ini.

Senin, 10 September 2012

UP!


Up adalah sebuah film animasi produksi Pixar Animation Studios yang didistribusikan oleh Walt Disney Pictures. Up diputar perdana pada 29 Mei 2009 dalam Cannes Film Festival, dan mencatat sejarah sebagai film animasi pertama yang diputar dalam acara tersebut..


Saya sudah 3x menonton film ini, Up bukan hanya film yang lucu. Tapi juga film yang mengajarkan kita tentang arti kesetiaan, mencintai dengan tulus, tegar menghadapi cobaan, dan ikhlas dengan takdir yang diberikan. Sederhana.
Oke saya akan bercerita tetang film Up!
Film ini menceritakan tentang Carl Fredricksen (Edward Asner) adalah bocah pendiam yang bersahabat dengan cewek Tomboy bernama Ellie, yang ternyata sama-sama mengidolakan Charles Muntz, seorang penjelajah. Kemudian Carl dan Ellie menikah. Kehidupan mereka yang diperlihatkan tanpa adegan berbicara terlihat sangat bahagia, dengan musik yang ceria dan obsesi pertama mereka adalah memiliki anak. Setelah mempersiapkan segalanya, kenyataan berubah ketika Ellie dinyatakan oleh dokter bahwa ia tidak dapat hamil. 


Sesaat musik menjadi lebih lambat dan sedih, namun kembali menjadi semangat saat Carl dan Ellie berusaha menyisihkan pendapatan mereka untuk terbang ke Paradise Falls, tempat Charles Muntz tadi. Namun, tetap saja halangan selalu muncul sehingga mereka selalu memakai uang dari tabungan tadi, sampai akhirnya mereka berdua menjadi kakek-nenek. Carl, yang menyadari obsesi mereka belum tercapai membeli tiket ke Amerika Selatan, dan ingin memberikan kejutan untuk Ellie. Namun, sebelum impiannya tercapai, Ellie terlebih dahulu meninggal dunia. Hal ini menyebabkan Carl benar-benar kehilangan semangat hidup dan menjadi pendiam dan tertutup.
Pagi itu, seperti biasanya Carl bangun pagi dan menjalankan aktivitasnya. Ia keluar, duduk dikursi rumahnya yang telah dikelilingi sebuah pekerjaan konstruksi, mengisyaratkan bahwa rumahnya juga akan digusur sebentar lagi. Ia pergi untuk mengecek kotak surat, dan sempat berbincang-bincang dengan salah satu pekerja konstruksi. Saat sedang menonton TV, ia bertemu dengan Russell (Jordan Nagai), seorang pramuka yang bersemangat dan akan membantunya melakukan apa saja. Setelah ditipu oleh Carl, Russell pergi dan Carl melihat kotak suratnya hampir lepas karena ditabrak sebuah tronton. Carl marah dan memukul salah satu petugas, yang melukai kepalanya - membuatnya diseret ke pengadilan dan akhirnya hak untuk rumah dan tanahnya jatuh ke tangan bos dari pekerja konstruksi tadi. Setelah itu, ia dikabarkan bahwa besok pagi akan dijemput oleh panti jompo. Saat ia akan membereskan pakaiannya, ia melihat buku petualangan dari Ellie dan menyadari apa yang tidak dilakukannya. Malam berlalu dan pagi datang.
Petugas panti jompo telah siap di depan rumah Carl, dan Carl meminta sedikit waktu untuk berpamitan pada rumahnya. Saat petugas tadi menuju mobil, ternyata rumah Carl telah dipasangi sepuluh ribu balon gas helium, tekanan balon yang sangat kuat membuat retakan diseluruh bagian bawah rumah, dan menerbangkan rumah tersebut. Carl bersuka cita karena ia berhasil memindahkan rumahnya dan Ellie dan bersiap untuk terbang ke Paradise Falls. Saat sedang santai di dalam rumahnya, ia terkejut mendengar ketukan pintu yang sama saat Russell datang tadi. Ia sempat tidak mengacuhkannya, namun akhirnya ia buka pintunya dan menyadari bahwa Russell benar-benar terbawa bersamanya. Dan dimulailah petualangan mereka, pertama mereka menghadapi sebuah awan hujan dan petir, yang menyebabkan Carl pingsan. Setelah ia sadar, ia tahu bahwa ia telah sampai di Paradise Falls, namun tidak bisa kembali kedalam rumahnya karena ia terjatuh. Lalu ia dan Russell berjalan sambil membawa rumah tersebut dengan menariknya dengan tali menuju ke tengah-tengah Paradise Falls,tempat dimana dia dapat melihat air terjunnya jatuh secara nyata.

Di hutan, Russell menemukan Kevin, seekor burung raksasa yang menyerupai burung unta, dan mereka menjadi sahabat baik karena Kevin menyukai cokelat, dan Russell punya banyak coklat. Carl sempat tidak menyukai Kevin, sampai ia bertemu lagi dengan Dug, seekor anjing yang dapat bicara dengan sebuah translate collar. Mereka berempat mengalami petualangan, sementara Doug mempunyai tiga teman (atau musuh) anjing yang diberi nama Alfa, Beta, dan Delta. Lalu Carl tahu bahwa yang mempunyai Doug, Alfa, Beta, Delta, dan anjing-anjing lainnya adalah Charles Muntz, pahlawannya dari kecil. Charles Muntz yang diusir oleh masyarakat kota tempat asalnya karena telah dianggap menyebarkan berita bohong tentang makhluk asing dari Paradise Falls,yang ternyata bukannya kebohongan, ia mempunyai susunan tulang tersebut, dan akhirnya Carl menyadari bahwa tulang tersebut sangat mirip dengan Kevin. Saat Charles Muntz tahu bahwa Carl memiliki Kevin, ia menyuruh anjing-anjingnya untuk mengejar Carl dan Russell serta Kevin yang melarikan diri. Mereka sempat akan tertangkap, namun gagal tertangkap karena bantuan dari Doug. Setelah sempat selamat, Charles Muntz benar-benar menyudutkan mereka dan berhasil mendapatkan Kevin, sementara Carl memutuskan untuk tidak menyelamatkan Kevin dan tinggal di Paradise Falls.
Carl, yang kembali menemukan buku petualangan dari Ellie, melihat bahwa kali ini yang dilakukannya juga salah, saat ia melihat berbagai foto-fotonya dan Ellie saat mereka masih bersama. Lalu ia melihat tulisan Ellie "Thanks for the adventure. Got a New one! Ellie." dan sadar bahwa ia harus menyelamatkan Kevin. Ia lalu keluar untuk bicara dengan Russell yang kesal terhadapnya, namun ternyata Russell sudah pergi duluan mengejar kapal raksasa Muntz dengan balon-balon dari rumah Carl. Carl berusaha menyusul Russell, yang ternyata disana tertangkap oleh Muntz. Setelah menyelamatkan Russell, ia menyelamatkan Kevin, namun bertarung dengan Muntz. Setelah Russell membawa rumah Carl ke atas kapal raksasa tempat Carl, Kevin dan Doug berada, mereka bersiap untuk pergi, namun Muntz menembaki balon dirumahnya dengan senapan. Carl tidak dapat bergerak karena ia menahan tali rumah tersebut, namun setelah ia mengecoh Muntz, ia menyuruh Russell, Kevin dan Doug untuk berpegangan ditali yang ia pegang, sementara Muntz jatuh dari ketinggian, menyebabkan kematiannya. Mereka bersuka cita karena berhasil membuat Muntz kalah, namun Carl merasa sedih karena rumahnya dan Ellie jatuh dari ketinggian tersebut.

Russell dan Carl, pulang ketempat asalnya dengan kapal raksasa Muntz dan mereka menghadiri upacara yang diikuti Russell. Russell mengangkat Carl sebagai ayah angkatnya, sementara Kevin sudah pulang ketempat asalnya dan Dug menjadikan Carl sebagai pemilik barunya. Mereka makan es krim dikedai es krim, sambil bermain-main menebak warna mobil. Dug, Carl, dan Russell hidup bahagia, sementara saat kembali ke Paradise Falls, rumah Carl dan Ellie mendarat dengan sempurna di Paradise Falls, tepat seperti yang mereka impikan.
Beberapa foto menampilkan kehidupan Carl setelah petualangan tersebut, sebagai kakek angkat Russel.

Minggu, 09 September 2012

The Expendables


The Expendables (2010)


Film yang disutradarai dan ditulis oleh Sylvester Stallone. Film ini menghadirkan bintang-bintang besar seperti Stallone , Dolph Lundgren, Arnold Schwarzenegger, Jet Li, Jason Statham dan Bruce Willis. Tentunya dengan kehadiran aktor kelas atas di film ini akan membuat The Expendables semakin menarik. Berikut sinopsis ceritanya dan data seputar The Expendables.
Kekuasaan Jenderal Garza (David Zayas) di sebuah negara di Amerika Selatan memang sangat kokoh. Dengan kekuatan militer yang ia miliki, Garza menindas warga negaranya sekaligus menentang kebijakan negara-negara lain yang ada di sekitarnya. Setelah kematian seorang sandera warga negara Amerika di tangan Garza, pemerintah Amerika tak punya pilihan lain selain membuat skenario untuk menggulingkan kekuasaan Garza.
Menurunkan pasukan langsung ke negeri itu jelas tak mungkin dan satu-satunya cara adalah menurunkan pasukan tak resmi untuk melakukan kudeta dan membebaskan rakyat di negeri itu dari penindasan yang sudah berjalan dua puluh tahun lebih itu. Masalahnya, pasukan ini harus benar-benar tangguh karena mereka tak akan mendapat bantuan apa pun dari pihak mana pun.
Harapan kini bergantung pada Barney Ross (Sylvester Stallone), sang pemimpin tim The Expendables. Bersama Lee Christmas (Jason Statham), Tool (Mickey Rourke), Bao Thao (Jet Li), Gunnar Jensen (Dolph Lundgren), Hale Caesar (Terry Crews) dan Toll Road (Randy Couture), Barney harus berhasil membunuh Garza dan menumbangkan rezim yang berkuasa. Sayangnya misi ini bukanlah misi yang mudah. Selain tak akan mendapat bantuan apa pun dari pihak militer Amerika, ada agen CIA bernama Monroe (Eric Roberts) yang ternyata tak menghendaki runtuhnya kekuasaan Garza.

The Expendables 2 (2012)


Film kedua ini menurut saya tidak semenarik yang pertama, dan gampang ditebak. Yang menarik dari film ini hanyalah kumpulan aktor top hollywod dalam satu layar dan dialog-dialog lucu serta tingkah-tingkah lucu para expendables. Bagi yang belum menonton saya ceritakan sinopsis film tersebut.
Di awal, film ini langsung menyajikan adegan action ketika Barney Ross yang diperankan oleh Sylvester Satllon dan anggotanya (expendables) berusaha menyelamatkan seorang sandera berkewarganegaraan Cina menggunakan kendaraan berlapis baja yang sudah dirakit sedemikian rupa untuk melakukan penyerangan. Para expendables berhasil menyelamatkan sandera dan juga berhasil menyelamatkan nyawa Trench (Arnold Schwarzenegger) yang turut ditawan musuh. Proses penyelamatan sandera berjalan mudah, namun saat mereka berusaha kabur, Ross tertembak dan dikepung musuh di tengah hutan. Ross tidak sendiri, saat itu dia bersama Lee Christmas (Jason Statham).
Saat dikepung, saya sudah membayangkan mereka berdua akan mendapatkan bantuan, dan ternyata prediksi singkat saya benar. Seorang anggota baru di tim expendables yang bernama Billy The Kid (Liam Hemsworth) berhasil menyapu bersih musuh yang mengepung Ross dan Lee.
Billy adalah seorang ahli sniper yang pada misi itu ditugaskan oleh Ross untuk mengawasi dari bukit. Billy seorang pejuang yang pernah ditugaskan di Afganistan, namun karena suatu masalah yang membuatnya kecewa, dia pun berhenti dan memilih untuk bergabung dengan Ross dkk.
Setelah menyelesaikan misi tersebut, Ross kembali mendapatkan misi baru dari Mr. Church (Willis). Misi yang tampaknya sangat sederhana. Untuk memperlancar misi tersebut, Mr. Church menugaskan sorang perempuan paras cina (*saya lupa namanya :D) yang paham banyak terkait target dari misi baru Ross dkk.
Target sebenarnya adalah sebuah peta digital yang berisi informasi terkait lokasi disimpannya lima ton bahan peledak plutonium, namun Mr. Church mengatakan pada Ross bahwa target dari misi ini adalah brangkas berisi uang bernilai puluhan juta dollar Amerika. Cukup muda bagi para expendables untuk mendapatkan benda yang diinginkan Mr. Church walau tanpa salah satu anggota mereka, yaitu Yin Yang (Jet Li) yang ditugaskan untuk mengantar pulang sandera yang berhasil diselamatkan pada misi pertama. *Jadi peran Jet Li hanya terlihat pada misi pertama saja.
Bukan bararti misi mereka selesai. Semuanya berjalan tidak sesuai rencana ketika Ross dan timnya meninggalkan lokasi, mereka dihadang kelompok Jean Vilian (Van Damme) yang juga mengincar benda yang diinginkan Mr. Church. Ross dan anggotanya tidak bisa berbuat banyak karena anggota musuh lebih banyak dan juga mengancam nyawa Billy The Kid (si jago sniper) yang berhasil mereka tawan ketika ditugaskan untuk mengawasi dari ketinggian (bukit). Musuh menggerogoti semua senjata para expendables dan berhasil memebawa pergi benda yang diinginkan. Musuh juga bertindak keji dengan membunuh si jago sniper, Billy The Kid. Kematian Billy The Kid membuat Ross marah dan berniat untuk membalas dendam. Mereka pun mencari tau keberadaan Vilian dan mengatur strategi penyerangan.
Vilian merupakan pimpinan sekelompok orang yang ingin mendatangkan malapetaka dan ancaman mematikan yang tak terduga. Mereka ingin mengangkut plutonium dan menjualnya untuk mendapatkan uang. Tidak tanggung-tanggung, lima ton plutonium itu lebih dari cukup untuk menghancurkan dunia. 


Expendables melanjutkan perjalanan. Mereka melewati sebuah desa yang hanya dihuni kaum perempuan dan anak kecil. Ketika berada di desa tersebut, para expendables kembali berhadapan dengan anak buah Vilian yang ditugaskan untuk mengambil warga yang tersisa yang nantinya akan dipekerjakan untuk menggali lokasi plutonium. Tidak sulit bagi para expendables untuk menghabiskan anak buah Vilian di tempat itu. Warga pun sangat berterima kasih pada Ross dkk.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai lokasi. Mereka memantau kondisi lokasi dari kejauhan dan memutuskan untuk memasuki lokasi menggunakan pesawat yang dibawah dari film The Expendables sebelumnya. Mereka berhasil masuk ke lokasi yang berada di bawa tanah (semacam goa) dan menyelamatkan para pekerja yang nyaris saja dibantai anak buah Vilian. Sayangnya, Vilian dan anak buahnya berhasil kabur membawa 5 ton plutunium dan juga meledakan lokasi tersebut. Para expendables dan semua pekerja terjebak di dalam.
Hal lucu terjadi ketika Gunner Jensen (Lundgren), berbekal pengetahuannya dalam hal kimia, dia mencoba meledakan salah satu sisi ruangan. Anggota tim yang lain tidak percaya dia mampu melakukan itu, dan memang benar. Bahan yang dibuat Gunner tidak menghasilkan apa-apa (penonton tertawa). Tapi tiba-tiba saja bidang yang ingin dihancurkan Gunner retak. Yang lain mulai kagum dan WOW, tapi (penonton tertawa lagi) bidang tersebut retak karena dihancurkan dari luar, Trench (Arnold Schwarzenegger) yang melakukannya menggunakan alat berat. Trench datang bersama Mr. Church. Bersama para expendables, mereka langsung mengejar Vilian. Pertempuran kembali terjadi di bandara. Para expendables yang dipimpin Barney Ross (Stallone) dan beranggotakan Lee Christmass (Statham), Hale Caesar (Crews), Toll Road (Couture), Gunner Jensen (Lundgren) serta seorang perempuan yang ditugaskan Mr. Church berusaha menghalangi dan menghabiskan anggota Vilian. Mereka juga mendapatkan bantuan Booker (Chuck Norris).
Pertarungan klasik (tanpa senjata) terjadi antara Christmass dan seorang tangan kanan Vilian serta pertarungan antara Ross dan Vilian. Christmas berhasil memenangkan pertarungannya. Barney Ross juga berhasil menghabisi nyawa Vilian menggunakan pisau yang digunakan Vilian membunuh Billy The Kid. Pembalsan dendam yang berhasil, cerita berakhir.

*Ending yang biasa-biasa saja dan sangat bisa ditebak :D





The Bourne Trilogy




Diadaptasi dari seri novel The Bourne karangan Robert Ludlum, trilogi ini berhasil mengangkat nama Matt Damon sebagai aktor laga. Sebelumnya memang Matt Damon sudah cukup dikenal namun lebih sebagai aktor drama berwajah baby face. Tapi siapa sangka dia bisa berubah menjadi seorang Jason Bourne yang beraksi dengan begitu garang dalam trilogi ini. Dalam rangka menyambut rilisnya The Bourne Legacy, (sayangnya tidak ada Matt Damon disana) saya kembali menonton ulang trilogi yang disutradarai oleh dua orang ini, yaitu Doug Liman pada film pertamanya, dan Paul Grengrass menuytradarai dua film terakhirnya. Trilogi yang total telah berhasil meraih pendapatan diatas $900 Juta ini juga sering dianggap sebagai salah satu trilogi film aksi terbaik yang pernah dibuat. Jadi sehebat apakah aksi Matt Damon sebagai Jason Bourne?

The Bourne Identity (2002)


Pada installment pertama ini kita akan diajak mengikuti perjalanan Jason Bourne yang suatu hari ditemukan oleh para nelayan terapung di tengah laut dengan luka tembak di punggungnya. Begitu sadar ia malah tidak tahu siapa dirinya dan mengapa ia bisa mendapatkan luka tembak tersebut. Perjalanan Jason Bourne untuk menemukan identitasnya dimulai. Bahkan perjalanannya ini juga turut melibatkan seorang gadis bernama Marie (Franka Potente) yang awalnya hanya memberi tumpangan pada Bourne tapi malah berakhir sebagai buronan polisi. Tidak hanya jadi buronan polisi, Jason dan Marie juga diburu oleh beberapa orang pembunuh yang ternyata suruhan dari seorang petinggi CIA yang juga pimpinan dari sebuah operasi bernama Treadstone, Alexander Conklin (Chris Cooper). Tentu ssaja dengan mudah kita sudah bisa menebak bahwa sebenarnya Jason Bourne adalah salah satu anak buah dari Conklin. Tapi misteri sebenarnya bukanlah itu, melainkan kenapa Jason Bourne bisa tiba-tiba tak sadarkan diri di tengah laut dan hilang ingatan. Misteri yang ada memang tidak terlalu kompleks namun dibungkus dengan baik sehingga tetap menarik untuk diikuti.
Tentu saja yang jadi sorotan utama adalah adegan aksinya. Dalam The Bourne Identity semua adegan aksi berhasil dieksekusi dengan baik. Adegan perkelahian tersaji dengan cepat, brutal namun dibungkus dengan pergerakan kamera yang dinamis dan tidak membuat pusing. Disinilah kehebatan Matt Damon sebagai seorang aktor laga yang baik teruji. Sosoknya meyakinkan dan terlihat gagah sebagai agen rahasia yang sangat terlatih. Bicara adegan perkelahian film ini tentu tidak akan terlepas dari sebuah adegan yang memperlihatkan Jason Bourne menggunakan sebuah pulpen untuk menyerang lawannya. Ya, enam tahun sebelum Joker memperlihatkan sulap mematikan dengan pulpen, Jason Bourne sudah menunjukkan bahwa alat tulis itu bisa jadi sebuah senjata yang berbahaya. Tidak hanya adegan baku hantam, adegan kejar-kejaran yang biasanya tidak pernah jadi favorit saya juga tersaji dengan seru disini. Yang spesial adalah karena adegan mini cooper yang bisa mengalahkan banyak mobil dan motor polisi bisa terlihat meyakinkan tanpa terasa terlalu dibuat-buat. Overall film pertama ini memang menyajikan kisah yang sederhana dan standar namun bisa terasa menarik berkat unsur misteri yang dikemas dengan baik dan tentunya sajian aciton yang mumpuni.

The Bourne Supermacy (2004)


Berganti nahkoda dari Doug Liman menjadi Paul Grengrass, The Bourne Supremacy melanjutkan kisah film pertamanya dimana Bourne dan Marie hidup berdua dengan tenang di India selama dua tahun. Selama itu pula Bourne terus dihantui mimpi buruk mengenai ingatan masa lalunya. Tidak ada yang bisa ia ingat secara pasti kecuali bahwa mimpi buruk tersebut berkaitan dengan misi pertamanya saat menjadi agen rahasia dulu. Disisi lain, pihak CIA yang dipimpin Pamela Landy (Joan Allen) tengah melakukan sebuah misi mendapatkan sebuah file rahasia. Tapi ditengah misi muncul pihak misterius yang mencuri file tersebut dan membunuh dua anggota CIA. Berdasarkan sidik jari yang ditemukan, diketahui bahwa orang misterius tersebut adalah Jason Bourne. Padahal disaat bersamaan Bourne sedang berada di India dan nyawanya dan Marie sedang terancam oleh seseorang. The Bourne Supremacy jelas mengikuti pakem sebuah sekuel, yaitu tampil dengan sajian aksi yang lebih besar. Adegan aksinya masih tetap memukai seperti pada Identity, hanya saja saya tidak lagi merasakan perasaan spesial seperti saat pertama kali melihat aksi Jason Bourne di film sebelumnya. Sajian aksinya memang lebih besar dan lebih banyak, tapi sayang tidak seefektif dalam film pertamanya, termasuk adegan kejar-kejaran di akhir film yang over the top tapi terasa kepanjangan dan kehilangan greget.
Meski greget untuk porsi aciton-nya sedikit berkurang, The Bourne Supremacy punya kelebihan berkaitan dengan jalan ceritanya yang lebih kompleks. Pada awalnya saya sempat merasa misteri yang muncul kurang menarik, tapi ternyata setelah beberapa saat akhirnya mulai terasa seru dan ternyata punya jalinan yang lebih kompleks daripada film pertamanya. Sebenarnya film kedua ini punya potensi besar menjadi sebuah kisah yang menyentuh, karena aksi Bourne disini tidak hanya dilandasi keinginan mencari tahu masa lalunya tapi juga masalah balas dendam, tapi sayang porsi balas dendamnya tidak terlalu digali. Karakter Jason Bourne sendiri terlihat makin keren disini. Setiap dia beraksi sosoknya makin terlihat luar biasa dan tentunya nama Matt Damon sebagai ikon film action makin mantap disini. Secara keseluruhan The Bourne Supremacy tidak sebagus The Bourne Identity, tapi itu lebih karena apa yang saya lihat di film keduanya sudah pernah saya lihat di film pertamanya, khususnya dalam adegan aksinya, hanya saja porsi di film kedua ini jauh diperbesar. Temponya juga makin dipercepat. Walaupun begitu sudah pasti bahwa The Bourne Supremacy adalah sekuel yang solid.

The Bourne Ultimatum (2006)


Film ketiga ini melanjutkan kisah langsung setelah film keduanya, dimana Jason Bourne masih melanjutkan pencarian terhadap jati diri dan masa lalunya yang sesungguhnya. Pencarian Bourne berujung pada sebuah temuan mengenai operasi bernama Blacbriar. Bourne yakin bahwa penelusuran terhadap backbriar akan menuntunnya menemukan masa lalunya yang telah lama hilang. Tentu saja pencarian ini tidak akan mudah karena Bourne harus mencari hingga berkeliling dunia mulai dari Moscow, London, Paris, New York, Turin, hingga Tangier di Maroko. Seperti biasa Bourne juga masih akan diburu oleh CIA yang juga mengandalkan beberapa pembunuh bayaran. The Bourne Ultimatum langsung dimulai dengan tempo yang cepat, tanpa basa-basi dan tempo cepat itu terus terjaga hingga akhir film. Layaknya sebuah penutup trilogi, film ini memberikan semuanya, mulai dari adegan aksi yang makin banyak dan makin seru, misteri yang lingkupnya makin besar, dan tentunya sosok Jason Bourne yang segala kemampuannya sebagai seorang super soldier makin dieksplorasi disini. Kita benar-benar akan disuguhi Bourne yang kuat secara fisik, cerdas juga taktis. Kehebatan otak Bourne paling terlihat dalam sebuah adegan keren saat ia dan seorang wartawan bernama Simon Ross mencoba kabur dari kejaran CIA.
Tidak hanya itu, film ini juga seolah merangkum dua film sebelumnya dengan memberikan beberapa referensi atau bisa dibilang homage didalamnya. Jika dalam The Bourne Supremacy saya merasa adegan aksinya sedikit kehilangan greget, maka dalam Ultimatum greget seperti film pertama kembali terasa. Apalagi adegan perkelahian hand to hand yang berkurang di film keduanya kembali terlihat disini. Cerita yang disuguhkan terasa lebih dalam dengan kisah tentang organisasi dalam hal ini CIA yang mengandalkan kebobrokan untuk mencapai tujuan. Kisah seseorang yang mencari jati diri dan bertahan selama tiga film mungkin akan terasa terlalu diulur, tapi trilogi Bourne ditangani dengan benar sehingga penonton tidak akan pernah merasa kecewa dengan kisahnya yang diulur. Selalu ada misteri baru yang muncul untuk diungkap dan tentunya dibalut dengan adegan-adegan aksi yang tersaji dengan baik. Mungkin pada akhirnya trilogi ini punya konklusi yang bisa dibilang tidak "heboh" tapi sebenarnya punya ironi tersendiri setelah berbagai hal yang harus dilalui Bourne untuk mencari masa lalunya. Pada akhirnya trilogi ini khususnya The Bourne Ultimatum yang menjadi film terbaik dalam trilogi ini juga salah satu film action terbaik yang pernah dibuat. Suguhan adegan aksi yang dibalut dengan begitu baik dan maksimal, Matt Damon sebagai Jason Bourne yang bermain dengan baik, dan tidak lupa rangkaian cerita penuh intrik yang selalu menarik disimak.








Kamis, 06 September 2012

IRON MAN


Iron Man adalah film Superhero yang diambil dari komik karya Marvel. Tokoh manusia berbaju besi yang kali pertama diterbitkan pada Maret 1963 ini berkisah tentang seorang miliuner genius pemilik pabrik senjata Tony Starks (Robert Downey Jr.) yang diculik oleh kawanan teroris dan dipaksa untuk membuat sebuah senjata pemusnah massal yang baru saja diproduksi oleh perusahaan Stark.
Awalnya, Tony yang terluka karena sebuah ledakan diselamatkan oleh para teroris yang akhirnya malah menawan Tony untuk tujuan membuat senjata bernama rudal Jericho itu. Di dalam tawanan ini, Tony yang terluka diselamatkan oleh Yinsen (Shaun Toub) yang membuatkan sebuah alat untuk menahan pecahan peluru yang ada di tubuh Tony.
Awalnya Tony Stark menolak tuntutan para teroris itu namun setelah mendapat siksaan dari para teroris itu, Tony setuju walaupun sebenarnya ia punya rencana sendiri. Dengan bantuan Yinsen, Tony membuat baju zirah yang dilengkapi dengan beberapa senjata dan roket. Rencananya, Tony akan memakai armor itu untuk membebaskan Yinsen dan dirinya dari para teroris.
   Sayangnya rencana itu harus gagal karena para teroris keburu menyerbu masuk karena curiga dengan usaha Tony. Yinsen tewas dalam usaha untuk mengulur waktu agar Tony sempat masuk ke dalam baju besinya.
Tony berhasil lolos dan ditemukan para tim pencari yang menyisir gurun setelah peristiwa penyerangan pada rombongan Tony. Tony yang masih dalam kondisi buruk berhasil kembali ke Amerika Serikat setelah 1 minggu dinyatakan hilang.
Sekembalinya Tony ke Amerika, pengusaha senjata itu memutuskan untuk berhenti memproduksi senjata karena menyadari bahwa selama ini senjata produksi perusahaannya telah dipergunakan oleh para teroris untuk menyebar mala petaka. Ide ini ditolak mentah-mentah oleh Obadiah Stane (Jeff Bridges) yang menjadi mitra Tony. Tony kemudian disarankan untuk beristirahat dulu dari aktivitas bisnis.
Ternyata Obadiah memanfaatkan waktu ini untuk memproduksi senjata dan menjualnya ke para teroris yang sanggup membayar mahal untuk senjata produksi Stark. Tony tidak menyadari ini dan menyibukkan dirinya menyempurnakan baju besi yang digunakannya untuk meloloskan diri dari para teroris. Di saat yang sama Tony juga menyempurnakan alat yang diciptakan Yinsen untuk menyelamatkan dirinya.



Okay itu cuplikan Iron Man yang pertama, sekarang kita menuju Iron Man 2. Capcuuuuzzz
Saya akan sedikit bercerita tentang film Iron Man 2 yang menurut saya film ini patut diberi jempool (y) . Oke langsung saja ...
Film ini menceritakan tentang keampuhan sebuah tekhnologi.  Penemuan seorang millioner Tony Stark  adalah pahlawan super lapis baja Iron Man. Tony Stark mendapat  tekanan pemerintah, pers dan publik untuk berbagi teknologi dengan militer, Tony tidak mau mengungkapkan rahasia di balik baju besi Iron Man, karena ia tak ingin informasi tersebut jatuh di tangan yang salah.
Dengan Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) dan James “Rhodey” Rhodes (Don Cheadle) di sisinya, Tony tempa aliansi baru dan menghadapi kekuatan baru yang lebih kuat.
Sebagaimana dalam kehidupan nyata, tidak smua berjalan mulus, ada beberapa hal dalam kehidupan Stark yang berjalan tidak baik. Seperti ditemukannya paladium di dalam reaktor busur yang selama ini menjaga jantungnya.  Paladium ini lama-lama tidak berfungsi dan justru hampir saja akan membunuh Tony.  Tony sudah berusaha mencari pengganti elemen pengganti paladium tersebut namun masih selalu gagal. Kemudian dia berusaha memahami secara perlahan dari konsekuensi akan kematian yang akan menghampirinya. Kemudian, dia menunjuk asisten pribadinya Pepper Potts menjadi  CEO Stark Industries.
Ketika adu balap Di Monaco, Stark diserang oleh Ivan Vanko yang telah membangun reaktor sendiri dengan memanfaatkan energi listrik. Vanko ternyata putera dari seorang ilmuwan dari Rusia Vanko Anton yang bekerja sama dengan ayahnya Stark Howard.  Setelah vanko keluar dari penjara dan berusaha membalas dendam.
Tony merasa putus asa dan percaya bahwa hari itu akan menjadi pesta ulang tahunnya yang terakhir kali. Depresi dan mabuk berat ketika menggunakan baju Iron Man, membuat temannya Letnan Kolonel James Rhodes memakai baju besi Mark Versi II dan menangkapnya. Suatu hari, Stark di dekati oleh Nick Fury dari SHIELD yang menyediakan artefak tua milik ayahnya dengan harap sebagai penawar racun paladium. Stark menemukan pesan dari ayahnya yang berisi struktur diagram atom unsur baru. Stark dengan dibantu komputer Jarvis meneliti unsur atom baru ini dan menciptakan penawar racun.
Disaat bersamaan di Stark Expo, Hammer memperkenalkan drone militer baru yang di pimpin oleh Rhodes dari sitaan baju besi Mark II. Sayangnya, dengan keadaan ini membuat Vanko memiliki kendali penuh atas baju drone dan baju baru Rhodes dan saat itu Stark tiba disaat yang sama ketika mereka pergi menyerang. Saat Stark bertempur melawan musuh yang tidak bisa dikendalikan dan lebih kuat, Happy Hogan dan Natalie sebagai agen rahasia bersatu menghentikan langkah Vanko.
Film Iron Man 2 ini diperankan oleh : pemain lama dari Iron Man versi pertama seperti Robert Downey Jr., Don Cheadle, Mickey Rourke, Gwyneth Paltrow, Scarlett Johansson, Samuel L. Jackson, Sam Rockwell. Dan satu lagi, film ini disutradarai oleh Jon Favreau dan skenario nya ditulis oleh Justin Theroux.
Sekian sinopsis Film Iron Man. Dan nantikan film Iron Man 3 yang akan dirilis tahun 2013. Sabaar yaaaa....