Diadaptasi
dari seri novel The Bourne karangan Robert Ludlum, trilogi ini berhasil
mengangkat nama Matt Damon sebagai aktor laga. Sebelumnya memang Matt Damon
sudah cukup dikenal namun lebih sebagai aktor drama berwajah baby face. Tapi
siapa sangka dia bisa berubah menjadi seorang Jason Bourne yang beraksi dengan
begitu garang dalam trilogi ini. Dalam rangka menyambut rilisnya The Bourne
Legacy, (sayangnya tidak ada Matt Damon disana) saya kembali menonton ulang
trilogi yang disutradarai oleh dua orang ini, yaitu Doug Liman pada film
pertamanya, dan Paul Grengrass menuytradarai dua film terakhirnya. Trilogi yang
total telah berhasil meraih pendapatan diatas $900 Juta ini juga sering
dianggap sebagai salah satu trilogi film aksi terbaik yang pernah dibuat. Jadi
sehebat apakah aksi Matt Damon sebagai Jason Bourne?
The Bourne Identity (2002)
Pada
installment pertama ini kita akan diajak mengikuti perjalanan Jason Bourne yang
suatu hari ditemukan oleh para nelayan terapung di tengah laut dengan luka
tembak di punggungnya. Begitu sadar ia malah tidak tahu siapa dirinya dan
mengapa ia bisa mendapatkan luka tembak tersebut. Perjalanan Jason Bourne untuk
menemukan identitasnya dimulai. Bahkan perjalanannya ini juga turut melibatkan
seorang gadis bernama Marie (Franka Potente) yang awalnya hanya memberi
tumpangan pada Bourne tapi malah berakhir sebagai buronan polisi. Tidak hanya
jadi buronan polisi, Jason dan Marie juga diburu oleh beberapa orang pembunuh
yang ternyata suruhan dari seorang petinggi CIA yang juga pimpinan dari sebuah
operasi bernama Treadstone, Alexander Conklin (Chris Cooper). Tentu ssaja
dengan mudah kita sudah bisa menebak bahwa sebenarnya Jason Bourne adalah salah
satu anak buah dari Conklin. Tapi misteri sebenarnya bukanlah itu, melainkan
kenapa Jason Bourne bisa tiba-tiba tak sadarkan diri di tengah laut dan hilang
ingatan. Misteri yang ada memang tidak terlalu kompleks namun dibungkus dengan
baik sehingga tetap menarik untuk diikuti.
Tentu
saja yang jadi sorotan utama adalah adegan aksinya. Dalam The Bourne Identity
semua adegan aksi berhasil dieksekusi dengan baik. Adegan perkelahian tersaji
dengan cepat, brutal namun dibungkus dengan pergerakan kamera yang dinamis dan
tidak membuat pusing. Disinilah kehebatan Matt Damon sebagai seorang aktor laga
yang baik teruji. Sosoknya meyakinkan dan terlihat gagah sebagai agen rahasia
yang sangat terlatih. Bicara adegan perkelahian film ini tentu tidak akan
terlepas dari sebuah adegan yang memperlihatkan Jason Bourne menggunakan sebuah
pulpen untuk menyerang lawannya. Ya, enam tahun sebelum Joker memperlihatkan
sulap mematikan dengan pulpen, Jason Bourne sudah menunjukkan bahwa alat tulis
itu bisa jadi sebuah senjata yang berbahaya. Tidak hanya adegan baku hantam,
adegan kejar-kejaran yang biasanya tidak pernah jadi favorit saya juga tersaji
dengan seru disini. Yang spesial adalah karena adegan mini cooper yang bisa
mengalahkan banyak mobil dan motor polisi bisa terlihat meyakinkan tanpa terasa
terlalu dibuat-buat. Overall film pertama ini memang menyajikan kisah yang
sederhana dan standar namun bisa terasa menarik berkat unsur misteri yang
dikemas dengan baik dan tentunya sajian aciton yang mumpuni.
The Bourne Supermacy (2004)
Berganti
nahkoda dari Doug Liman menjadi Paul Grengrass, The Bourne Supremacy
melanjutkan kisah film pertamanya dimana Bourne dan Marie hidup berdua dengan
tenang di India selama dua tahun. Selama itu pula Bourne terus dihantui mimpi
buruk mengenai ingatan masa lalunya. Tidak ada yang bisa ia ingat secara pasti
kecuali bahwa mimpi buruk tersebut berkaitan dengan misi pertamanya saat
menjadi agen rahasia dulu. Disisi lain, pihak CIA yang dipimpin Pamela Landy
(Joan Allen) tengah melakukan sebuah misi mendapatkan sebuah file rahasia. Tapi
ditengah misi muncul pihak misterius yang mencuri file tersebut dan membunuh
dua anggota CIA. Berdasarkan sidik jari yang ditemukan, diketahui bahwa orang
misterius tersebut adalah Jason Bourne. Padahal disaat bersamaan Bourne sedang
berada di India dan nyawanya dan Marie sedang terancam oleh seseorang. The
Bourne Supremacy jelas mengikuti pakem sebuah sekuel, yaitu tampil dengan
sajian aksi yang lebih besar. Adegan aksinya masih tetap memukai seperti pada
Identity, hanya saja saya tidak lagi merasakan perasaan spesial seperti saat
pertama kali melihat aksi Jason Bourne di film sebelumnya. Sajian aksinya
memang lebih besar dan lebih banyak, tapi sayang tidak seefektif dalam film
pertamanya, termasuk adegan kejar-kejaran di akhir film yang over the top tapi
terasa kepanjangan dan kehilangan greget.
Meski
greget untuk porsi aciton-nya sedikit berkurang, The Bourne Supremacy punya
kelebihan berkaitan dengan jalan ceritanya yang lebih kompleks. Pada awalnya
saya sempat merasa misteri yang muncul kurang menarik, tapi ternyata setelah
beberapa saat akhirnya mulai terasa seru dan ternyata punya jalinan yang lebih
kompleks daripada film pertamanya. Sebenarnya film kedua ini punya potensi
besar menjadi sebuah kisah yang menyentuh, karena aksi Bourne disini tidak
hanya dilandasi keinginan mencari tahu masa lalunya tapi juga masalah balas
dendam, tapi sayang porsi balas dendamnya tidak terlalu digali. Karakter Jason
Bourne sendiri terlihat makin keren disini. Setiap dia beraksi sosoknya makin
terlihat luar biasa dan tentunya nama Matt Damon sebagai ikon film action makin
mantap disini. Secara keseluruhan The Bourne Supremacy tidak sebagus The Bourne
Identity, tapi itu lebih karena apa yang saya lihat di film keduanya sudah
pernah saya lihat di film pertamanya, khususnya dalam adegan aksinya, hanya
saja porsi di film kedua ini jauh diperbesar. Temponya juga makin dipercepat.
Walaupun begitu sudah pasti bahwa The Bourne Supremacy adalah sekuel yang
solid.
The Bourne Ultimatum (2006)
Film
ketiga ini melanjutkan kisah langsung setelah film keduanya, dimana Jason
Bourne masih melanjutkan pencarian terhadap jati diri dan masa lalunya yang
sesungguhnya. Pencarian Bourne berujung pada sebuah temuan mengenai operasi
bernama Blacbriar. Bourne yakin bahwa penelusuran terhadap backbriar akan
menuntunnya menemukan masa lalunya yang telah lama hilang. Tentu saja pencarian
ini tidak akan mudah karena Bourne harus mencari hingga berkeliling dunia mulai
dari Moscow, London, Paris, New York, Turin, hingga Tangier di Maroko. Seperti
biasa Bourne juga masih akan diburu oleh CIA yang juga mengandalkan beberapa
pembunuh bayaran. The Bourne Ultimatum langsung dimulai dengan tempo yang
cepat, tanpa basa-basi dan tempo cepat itu terus terjaga hingga akhir film.
Layaknya sebuah penutup trilogi, film ini memberikan semuanya, mulai dari
adegan aksi yang makin banyak dan makin seru, misteri yang lingkupnya makin
besar, dan tentunya sosok Jason Bourne yang segala kemampuannya sebagai seorang
super soldier makin dieksplorasi disini. Kita benar-benar akan disuguhi Bourne
yang kuat secara fisik, cerdas juga taktis. Kehebatan otak Bourne paling
terlihat dalam sebuah adegan keren saat ia dan seorang wartawan bernama Simon
Ross mencoba kabur dari kejaran CIA.
Tidak
hanya itu, film ini juga seolah merangkum dua film sebelumnya dengan memberikan
beberapa referensi atau bisa dibilang homage didalamnya. Jika dalam The Bourne
Supremacy saya merasa adegan aksinya sedikit kehilangan greget, maka dalam
Ultimatum greget seperti film pertama kembali terasa. Apalagi adegan
perkelahian hand to hand yang berkurang di film keduanya kembali terlihat
disini. Cerita yang disuguhkan terasa lebih dalam dengan kisah tentang
organisasi dalam hal ini CIA yang mengandalkan kebobrokan untuk mencapai
tujuan. Kisah seseorang yang mencari jati diri dan bertahan selama tiga film
mungkin akan terasa terlalu diulur, tapi trilogi Bourne ditangani dengan benar
sehingga penonton tidak akan pernah merasa kecewa dengan kisahnya yang diulur.
Selalu ada misteri baru yang muncul untuk diungkap dan tentunya dibalut dengan
adegan-adegan aksi yang tersaji dengan baik. Mungkin pada akhirnya trilogi ini
punya konklusi yang bisa dibilang tidak "heboh" tapi sebenarnya punya
ironi tersendiri setelah berbagai hal yang harus dilalui Bourne untuk mencari
masa lalunya. Pada akhirnya trilogi ini khususnya The Bourne Ultimatum yang
menjadi film terbaik dalam trilogi ini juga salah satu film action terbaik yang
pernah dibuat. Suguhan adegan aksi yang dibalut dengan begitu baik dan
maksimal, Matt Damon sebagai Jason Bourne yang bermain dengan baik, dan tidak
lupa rangkaian cerita penuh intrik yang selalu menarik disimak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar