Evolution (2006)
Alur Cerita
Kembali
ke abad pertengahan (medieval) yang sangat suram dengan pemandangan
kastil- kastil dimana perselisihan antara vampir dan lycan
berawal. Pasukan yang dipimpin oleh tiga tetua klan vampir: Markus
(Tony Curran), Viktor
(Bill Nighy), dan Amelia
(Zita Görög) tiba di
sebuah desa yang sudah porak- poranda oleh klan lycan. Setelah
membunuh beberapa manusia serigala, Viktor dan Amelia
menangkap saudara Markus, William (Brian Steele), manusia
serigala pertama dan yang paling kuat. Meskipun Markus menentang,
Viktor memberi perintah kalau sepanjang hidup William
akan dikurung jauh dari Markus.
Cerita film kemudian
beralih ke masa kini (setelah peristiwa film pertama). Sang vampir
betina yang jelita, Selene (Kate
Beckinsale), membawa Michael (Scott Speedman) yang kini
sudah menjadi ras baru, menuju rumah persembunyian vampir agar ia
dapat kembali ke purinya untuk menghadapi Kraven (Shane Brolly). Dia tahu Kraven
mencoba untuk membunuh Markus saat dalam hibernasi, dan Selena
berencana untuk menghentikannya. Namun, darah dari ilmuwan lycan
telah membangunkan Markus, mengubahnya menjadi vampir hibrida,
di mana dia membunuh Kraven dan anak buahnya, serta
menghancurkan puri yang telah mengurungnya. Seorang pria tua, Lorenz
Macaro (Derek Jacobi),
mengirimkan sebuah tim "pembersih" untuk menyelidiki akibat dari
pertempuran kedua ras. Ketika Macaro memeriksa mayat Viktor,
dia menemukan bagean logam disk yang mirip dengan liontin milik Sonja,
putri sulung Viktor dan kekasih dari Lucian (Michael Sheen), yang melekat
pada tulang daging mayat Viktor, dimana bagean lain dari liontin
tersebut ada pada Selene.
Markus belajar dari
kamera pengintai tentang lokasi keberadaan mereka berdua, dan dia segera
pergi untuk melacaknya. Ia menyerang Selene dan Michael,
namun mereka dapat menghindar dan bersembunyi di sebuah gudang. Saat di
tempat itulah, Selene dan Michael berbagi perasaan
masing-masing dan akhirnya mereka bercinta. Mengetahui bahwa liontin
tersebut sangat berarti bagi Markus, Selene memutuskan
untuk mengetahui hal ini. Dia ingat bahwa ia pernah melihat liontin itu
sebelumnya saat masih anak- anak (diperankan oleh Lily Mo Sheen), namun dia
tidak tahu apa artinya. Untuk menemukan jawabannya, mereka berdua menuju
tempat persembunyian seorang vampir yang diasingkannya 300 tahun
lalu yaitu Tanis (Steven
Mackintosh). Mereka menghadapi Tanis, yang menyatakan
bahwa Markus adalah vampir pertama, bukannya Viktor. Markus
adalah salah satu anak dari 3 putra Alexander Corvinus, dan
merupakan vampir pertama yang sejati. Markus yang digigit
oleh seekor kelelawar, menjadi pemimpin klan vampir; saudara
kembarnya, William, digigit oleh seekor serigala, menjadi lycan
pertama dan yang terkuat. Anak ketiga dari Corvinus adalah
lanusia biasa yang tetap meneruskan garis keturunannya, termasuk Michael,
yang telah menjadi "lycan-vampir hibrida" pertama. William
adalah manusia serigala pertama yang sepenuhnya hewan dan tidak dapat
kembali ke wujud manusia lagi. Karena itulah, Markus mendekati Viktor,
seorang panglima perang tua yang sedang sekarat, menawarkan dirinya
dan pasukannya dengan sebuah penangguhan dari penyakit dan kematian,
dengan menjadi vampir abadi. Sebagai gantinya, Markus
akan melacak dan menghentikan William, serta membinasakan
orang-orang yang sudah terinfeksi.
Sebenarnya Markus
hanya bermaksud untuk menangkap dan menjinakkan saudaranya, namun Viktor
mengurungnya selamanya, dimana Markus juga dipenjarakan dalam
sebuah ruangan besi di puri milik keluarganya dalam hibernasi. Viktor
tidak membunuh Markus karena ia percaya bahwa melakukan hal itu
akan mengakibatkan kepunahan langsung dari semua klan vampir. Tanis
juga mengungkapkan bahwa ayah Selene (diperankan oleh Andrew Kavadas) adalah seorang
pandai besi yang membangun penjara William, dan liontin tersebut
adalah kunci. Setelah itu, Viktor membunuh keluarga Selene
karena mereka satu-satunya yang tahu lokasi penjara William. Viktor
membiarkan Selene hidup karena dia mirip dengan putrinya, Sonja,
dan mengubahnya menjadi vampir. Tanis kemudian
menyarankan Selene dan Michael untuk meminta bantuan Macaro.
Tak lama setelah mereka pergi, Markus tiba dan bertanya pada Tanis
tentang rahasia keluarga Selene. Lelah mendengar kebohongan Tanis,
Markus membunuhnya dan mengetahui kebenarannya dengan meminum
darahnya.
Selene dan Michael akhirnya bertemu Macaro,
yang sebenarnya adalah Alexander Corvinus. Corvinus
kemudian mengungkapkan kalau dia tak dapat berbuat apa-apa ketika
melihat kekacauan di Bumi yang ditimbulkan oleh putra-putranya yaitu vampir
dan lycan, dan bagaimanapun, dia menolak untuk membantu mereka
untuk membunuh anak- anaknya. Ketika Markus juga tiba, dia
menusuk Michael pada tiang kecil dan belajar mengetahui lokasi William
dengan meminum darah Selene. Dia kemudian menyerang dan
membunuh ayahnya setelah mencacinya karena menolak untuk membantu William,
dimana Markus mengungkapkan kalau ia dan William akan
berniat untuk memerintah dunia dan menjadikan mereka berdua sebagai
Tuhan baru bagi ras hibrida. Markus juga mendapatkan bagian lain
dari liontin. Saat menjelang kematiannya, Corvinus menawarkan Selene
untuk meminum darahnya, yang bisa meningkatkan kekuatan dan
penyembuhan fisiknya ke tingkat setara dengan jenis hybrida seperti Michael
dan Markus. Ketika Selene bertanya akan menjadi apa dirinya, Corvinus
hanya menyatakan "masa depan". Setelah itu, Corvinus meledakkan
kapalnya, membunuh dirinya sendiri.
Selene kemudian
menaiki helikopter milik Corvinus, yang dipimpin oleh tim
"pembersih" menuju penjara William untuk menghadapi dan membunuh Markus,
namun Markus sudah membebaskan saudaranya. Pertempuran pun
terjadi. William menggigit semua tim "pembersih" dan mulai
mengubahnya menjadi manusia serigala. Michael yang dikira sudah
mati dalam helikopter, tiba-tiba muncul dan bergabung untuk membantu Selene.
Mereka akhirnya dapat membunuh William, dan Markus.
Setelah pertempuran, tangan Selene tiba-tiba terkena sinar
matahari yang berasal dari atap, dan dia tidak terluka sama sekali.
Minggu, 14 Oktober 2012
Selasa, 11 September 2012
3 IDIOT
“ALL IZ WELL”
3 idiots menceritakan sebuah kisah persahabatan 3 orang mahasiswa teknik mesin di India yang memulai jenjang kuliahnya di universitas nomor 1 di negerinya. dikisahkan 3 orang ini bernama Rancho, Farhan, dan Raju. Mereka adalah teman satu kamar di asramanya semenjak hari pertama menjejakkan kaki di universitas tersebut.Farhan dan Raju adalah mahasiswa biasa yang nilainya pun pas-pasan. Sedangkan dikisahkan seorang Rancho adalah seorang mahasiswa yang jenius dan selalu mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat sebelum maupun saat dia pelajari sewaktu kuliahnya.
Mereka
menjalani hidup sebagai mahasiswa dan memiliki ikatan persahabatan yang kuat,
hingga akhirnya dalam sebuah perjalannya mereka bertemu dengan Pia. Pia, adalah
seorang mahasiswi kedokteran yang selidik punya selidik adalah anak dari rektor
universitas ketiga sahabat ini. Sejak awal, sang rektor, yang mendapat julukan
“Virus” dari mahasiswanya merupakan dosen yang sangat kaku, kejam, intolerir,
namun pintar. Dalam sebuah kesempatan, Rancho, mengkritik sistem pengajaran
yang dilakukan di dalam kampusnya. Mr. Viru tidak terima dengan kritikan
Rancho, dan sejak saat itu, sang rektor yang bergelar “Virus” menjadi peran
antagonis dalam film ini.
Sebuah
kritik yang dilontarkan Rancho adalah bahwa universitas ICE (Imperial College
Engineering) yang dia dan kawan - kawannya dialami hanya menghasilkan insinyur
- insinyur yang hanya pintar bicara, tidak ada topik mengenai penemuan baru
tiap harinya, tidak ada penemuan baru yang dihasilkannya tiap tahun, dan metode
pengajaran yang mengarahkan mahasiswanya untuk mendapatkan nilai sangat bagus,
namun belum tentu bisa mengaplikasinya ilmunya tersebut. Bahkan hanya
menghasilkan lulusan yang nantinya bekerja pada perusahaan asing, dengan gaji
besar, namun tidak memajukan bangsanya sendiri. Universitas bukan mengajarkan ilmu
yang aplikatif namun mengajarkan bagaimana mendapatkan nilai yang bagus. Rancho
selalu berkata pada 2 sahabatnya, Farhan dan Raju untuk selalu menjadi diri
sendiri, tidak atas dasar paksaan dari orang lain. karena kebahagian datang
saat kita menikmati setiap langkah yang kita ambil, kemudian kesuksesan akan
menjadi ekses dari langkah kita tersebut. Dalam mengkritik sistem yang kaku di
tempat dia kuliah, Rancho, Farhan, dan Raju mengalami berbagai asam manisnya
kehidupan menjadi mahasiswa. Tawa dan tangis selalu mereka lewati bersama,
hingga akhirnya diceitakan mereka pun lulus kuliah dengan Rancho sebagai
mahasiswa terbaik di kampus tersebut. Farhan akhirnya menjadi seorang
fotografer profesional, meninggalkan dunia teknik, Raju menjadi salah satu
direktur perusahaan asing di India,dan satu lagi kawannya bernama Chatur yang
sebelumnya tidak disebutkan (dia adalah saingan Rancho untuk mencapai peringkat
mahasiswa terbaik di ICE) menjadi seorang pengusaha sukses yang punya mobil
Lamborghini.
Namun,
selepas mereka lulus kuliah, Farhan, Raju, dan Pia tidak pernah mendengar kabar
mengenai Rancho. Diceritakan di masa depan, akhirnya Farhan, Raju, Pia, dan
ditemani Chatur mencari kabar Rancho hingga melintasi dataran India. Mereka
akhirnya tiba di sebuah rumah mewah, seperti istana, dan mereka menemukan
Rancho. Tapi, saat bertemu, itu bukan Rancho yang mereka kenal saat mereka
kuliah dulu. Rancho berubah..
Dan
ternyata bukan Ranco yang mereka kenal, melainkan Rancho asli dan Rancho yang
mereka kenal ternyata tidak berada disini, dan ternyata kawan mereka hanyalah
anak dari seorang pembantu yang hanya butuh belajar, namun tak butuh ijazah,
setelah mereka berbicara dengan Rancho yang asli ternyata kawan mereka ini
berada di luar negeri. dan stelah mereka mencari dan akhirnya bertemu dan
Chatur tertawa saat melihat rancho hanya menjadi guru biasa saja, namun pada
saat dia tertawa terbahak – bahak dia kaget saat menerima telpon dari bos
besarnya dan ternyata bos besarnya adalah Phungshuk Wangdu yang mereka kenal
sebagai Rancho Chanchad.
Pemain :
Aamir Khan | Kareena Kapoor | R. Madhavan | Sharman Joshi | Boman Irani | Mona
Singh | Parikshit Sahni | Javed Jaffrey | Akhil Mishra | Rahul Kumar | Omi
Vaidya | Rajeev Ravindranathan | Sanjay Lafont | Achyut Poddar | Amardeep Jha |
Farida Dadi | Jayant Kriplani | Arun Bali | Supriya Shukla | Atul Tiwari | Ali
Fazal
Film ini mengajarkan mengajarkan bahwa nilai akademik bukanlah segalanya. bahwa status tidaklah penting. bahwa
ijazah bukanlah hal yang harus anda raih.
“Hidup
adalah sebuah perlombaan, jika Anda tidak cukup cepat, maka Anda akan
diinjak-injak,”
Crazy Litlte Thing Called Love
“Siapapun
kita pasti punya seseorang yang kita suka secara diam-diam, saat kita ingat
orang itu kita merasa seperti sesak di dada. Tapi kita terus menyukainya.
Walaupun aku tidak tahu dimana dia sekarang. Apa kabarnya? Tapi dialah yang
membuatku seperti ini. Hal kecil yang disebut CINTA”
Opening
yang bagus bukan? Kalian sudah pasti bisa menebak tentang apa film ini. Menurut
saya film ini adalah film drama yang paling bagus. Dari segi pemain, ceritanya,
karakteristik, semuanya.. tapi berhubung saya wanita yang wajar jadi saya
paling suka aktor laki-lakinya Mario Maurer J
Masihkah
Anda dapat mengingat masa dimana Anda mulai tertarik dengan sesorang dan merasa
jatuh cinta kepadanya? Masa dimana Anda akan melakukan berbagai hal untuk dapat
menarik perhatian orang yang Anda sukai — mulai dari melakukan berbagai hal
cheesy seperti menyukai segala hal yang ia sukai hingga berusaha menjadi sosok
yang selama ini berbeda dari kepribadian yang selama ini Anda tampilkan. Cinta
memang sebuah kekuatan yang aneh. Pada beberapa orang, cinta dapat memberikan
sebuah pengaruh buruk. Namun untungnya, pada banyak orang lainnya, cinta
membuat mereka untuk menjadi sesosok manusia yang lebih baik bagi orang yang
mereka cintai.
Dalam
Crazy Little Thing Called Love, seorang gadis berusia 14 tahun, Nam (Pimchanok
Luevisetpaibool), untuk pertama kalinya merasakan adanya getaran cinta di dalam
hatinya kepada salah seorang seniornya, Chon (Mario Maurer). Masalahnya, dengan
wajah Chon yang sangat tampan — dan ditambah dengan kepribadian yang menarik
serta kemampuan olahraga yang mengagumkan — Nam bukanlah satu-satunya gadis di
sekolah tersebut yang jatuh hati terhadap Chon. Dengan wajah dan kepribadian
yang biasa saja, jelas Nam bukanlah seorang kontender favorit yang dapat
memenangkan hati Chon. Dengan bantuan teman-temannya, dan sebuah buku yang
berisi berbagai metode untuk mendapatkan hati seorang pria, Nam mulai melakukan
berbagai prubahan pada dirinya. Suatu perubahan yang secara perlahan, tanpa
disadari Nam, malah membuatnya menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Ya…
jalan cerita Crazy Little Thing Called Love sangatlah sederhana dan cenderung
cheesy. Sama sederhana dan cheesy-nya dengan pengalaman siapapun pada saat mereka
sedang mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dengan jalan cerita yang
sangat familiar, jelas keunggulan utama film ini bukan berada pada departemen
penulisan naskah. Walau begitu, naskah cerita yang ditulis oleh dua sutradara
film ini, Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon dan Wasin Pokpong, sama sekali
tidak buruk mengingat mereka berhasil memadukan jalan cerita yang sederhana dan
familiar tersebut dengan elemen komedi yang banyak tercermin dari dialog-dialog
yang segar di sepanjang film ini serta, tentu saja, kisah cinta yang mampu
menyentuh siapapun yang pernah merasakan jatuh cinta itu sendiri. Cukup manis
huh?
Sama
seperti film-film drama komedi sejenis yang mengisahkan mengenai transformasi
seorang karakter yang biasa saja pada awalnya menjadi seorang karakter yang
menarik di akhir cerita, Crazy Little Thing Called Love juga berjuang untuk
mempertahankan sisi menarik kisahnya ketika sang karakter utama telah berubah
menarik. Sayangnya, usaha ini dapat dikatakan kurang begitu dapat dieksekusi dengan
baik ketika bagian pertengahan film ini terasa sedikit hambar jika dibandingkan
dengan bagian sebelumnya. Plot cerita tambahan mengenai guru Nam, Inn (Sudarat
Budtporm), yang dikisahkan mengejar perhatian guru lainnya, juga kurang
berhasil mengisi kekosongan ruang dalam film ini dan seringkali hanya terasa
sebagai perulangan kisah cinta Nam namun berasal dari karakter yang lebih
dewasa.
Letak
keberhasilan utama Crazy Little Thing Called Love dalam menyampaikan jalan
ceritanya adalah karena sutradara film ini berhasil mendapatkan jajaran pemeran
yang mampu dengan sangat baik menghidupkan setiap karakter yang mereka bawakan,
khususnya Pimchanok Luevisetpaibool yang berhasil memerankan karakter Nam dan
menjadikannya sebagai sesosok karakter yang sangat menyenangkan di balik
seluruh keluguannya dalam mengenal cinta pertamanya. Karakter Nam sendiri
menjadi terasa begitu hidup berkat dukungan tiga karakter sahabatnya yang
selalu dapat diandalkan dalam memberikan berbagai adegan komedi untuk film ini.
Sebagai
lawan main Pimchanok Luevisetpaibool, aktor muda, Mario Maurer, memang sangat
tepat untuk memerankan Chon yang menjadi idola seluruh gadis di sekolahnya.
Walau sepertinya hal tersebut tidak membutuhkan kemampuan akting yang terlalu
mendalam, penampilan Maurer sebagai Chon tidak sepenuhnya mengecewakan.
Setidaknya ia juga berhasil dalam menampilkan sisi sensitif karakternya yang
datang ketika karakter tersebut berhubungan dengan masalah masa lalu sang ayah
atau perjuangannya dalam berusaha untuk membuktikan kemampuannya dalam bidang
fotografi dan sepakbola.
Oke yang
belum menonton Crazy Litle Thing Called Love
SANGAT SAYA WAJIBKAN untuk segera menonton film ini.
Senin, 10 September 2012
UP!
Up adalah sebuah film animasi produksi
Pixar Animation Studios yang didistribusikan oleh Walt Disney Pictures. Up
diputar perdana pada 29 Mei 2009 dalam Cannes Film Festival, dan mencatat
sejarah sebagai film animasi pertama yang diputar dalam acara tersebut..
Saya sudah 3x menonton film ini, Up
bukan hanya film yang lucu. Tapi juga film yang mengajarkan kita tentang arti
kesetiaan, mencintai dengan tulus, tegar menghadapi cobaan, dan ikhlas dengan
takdir yang diberikan. Sederhana.
Oke saya akan bercerita tetang film
Up!
Film ini menceritakan tentang Carl
Fredricksen (Edward Asner) adalah bocah pendiam yang bersahabat dengan cewek
Tomboy bernama Ellie, yang ternyata sama-sama mengidolakan Charles Muntz,
seorang penjelajah. Kemudian Carl dan Ellie menikah. Kehidupan mereka yang
diperlihatkan tanpa adegan berbicara terlihat sangat bahagia, dengan musik yang
ceria dan obsesi pertama mereka adalah memiliki anak. Setelah mempersiapkan
segalanya, kenyataan berubah ketika Ellie dinyatakan oleh dokter bahwa ia tidak
dapat hamil.
Sesaat musik menjadi lebih lambat dan sedih, namun kembali menjadi
semangat saat Carl dan Ellie berusaha menyisihkan pendapatan mereka untuk
terbang ke Paradise Falls, tempat Charles Muntz tadi. Namun, tetap saja
halangan selalu muncul sehingga mereka selalu memakai uang dari tabungan tadi,
sampai akhirnya mereka berdua menjadi kakek-nenek. Carl, yang menyadari obsesi
mereka belum tercapai membeli tiket ke Amerika Selatan, dan ingin memberikan
kejutan untuk Ellie. Namun, sebelum impiannya tercapai, Ellie terlebih dahulu
meninggal dunia. Hal ini menyebabkan Carl benar-benar kehilangan semangat hidup
dan menjadi pendiam dan tertutup.
Pagi itu, seperti biasanya Carl bangun
pagi dan menjalankan aktivitasnya. Ia keluar, duduk dikursi rumahnya yang telah
dikelilingi sebuah pekerjaan konstruksi, mengisyaratkan bahwa rumahnya juga
akan digusur sebentar lagi. Ia pergi untuk mengecek kotak surat, dan sempat
berbincang-bincang dengan salah satu pekerja konstruksi. Saat sedang menonton
TV, ia bertemu dengan Russell (Jordan Nagai), seorang pramuka yang bersemangat
dan akan membantunya melakukan apa saja. Setelah ditipu oleh Carl, Russell
pergi dan Carl melihat kotak suratnya hampir lepas karena ditabrak sebuah
tronton. Carl marah dan memukul salah satu petugas, yang melukai kepalanya -
membuatnya diseret ke pengadilan dan akhirnya hak untuk rumah dan tanahnya
jatuh ke tangan bos dari pekerja konstruksi tadi. Setelah itu, ia dikabarkan
bahwa besok pagi akan dijemput oleh panti jompo. Saat ia akan membereskan
pakaiannya, ia melihat buku petualangan dari Ellie dan menyadari apa yang tidak
dilakukannya. Malam berlalu dan pagi datang.
Petugas panti jompo telah siap di
depan rumah Carl, dan Carl meminta sedikit waktu untuk berpamitan pada
rumahnya. Saat petugas tadi menuju mobil, ternyata rumah Carl telah dipasangi
sepuluh ribu balon gas helium, tekanan balon yang sangat kuat membuat retakan
diseluruh bagian bawah rumah, dan menerbangkan rumah tersebut. Carl bersuka
cita karena ia berhasil memindahkan rumahnya dan Ellie dan bersiap untuk
terbang ke Paradise Falls. Saat sedang santai di dalam rumahnya, ia terkejut
mendengar ketukan pintu yang sama saat Russell datang tadi. Ia sempat tidak
mengacuhkannya, namun akhirnya ia buka pintunya dan menyadari bahwa Russell
benar-benar terbawa bersamanya. Dan dimulailah petualangan mereka, pertama
mereka menghadapi sebuah awan hujan dan petir, yang menyebabkan Carl pingsan.
Setelah ia sadar, ia tahu bahwa ia telah sampai di Paradise Falls, namun tidak
bisa kembali kedalam rumahnya karena ia terjatuh. Lalu ia dan Russell berjalan
sambil membawa rumah tersebut dengan menariknya dengan tali menuju ke
tengah-tengah Paradise Falls,tempat dimana dia dapat melihat air terjunnya
jatuh secara nyata.
Di hutan, Russell menemukan Kevin,
seekor burung raksasa yang menyerupai burung unta, dan mereka menjadi sahabat
baik karena Kevin menyukai cokelat, dan Russell punya banyak coklat. Carl
sempat tidak menyukai Kevin, sampai ia bertemu lagi dengan Dug, seekor anjing
yang dapat bicara dengan sebuah translate collar. Mereka berempat mengalami
petualangan, sementara Doug mempunyai tiga teman (atau musuh) anjing yang
diberi nama Alfa, Beta, dan Delta. Lalu Carl tahu bahwa yang mempunyai Doug,
Alfa, Beta, Delta, dan anjing-anjing lainnya adalah Charles Muntz, pahlawannya
dari kecil. Charles Muntz yang diusir oleh masyarakat kota tempat asalnya
karena telah dianggap menyebarkan berita bohong tentang makhluk asing dari
Paradise Falls,yang ternyata bukannya kebohongan, ia mempunyai susunan tulang
tersebut, dan akhirnya Carl menyadari bahwa tulang tersebut sangat mirip dengan
Kevin. Saat Charles Muntz tahu bahwa Carl memiliki Kevin, ia menyuruh anjing-anjingnya
untuk mengejar Carl dan Russell serta Kevin yang melarikan diri. Mereka sempat
akan tertangkap, namun gagal tertangkap karena bantuan dari Doug. Setelah
sempat selamat, Charles Muntz benar-benar menyudutkan mereka dan berhasil
mendapatkan Kevin, sementara Carl memutuskan untuk tidak menyelamatkan Kevin
dan tinggal di Paradise Falls.
Carl, yang kembali menemukan buku
petualangan dari Ellie, melihat bahwa kali ini yang dilakukannya juga salah,
saat ia melihat berbagai foto-fotonya dan Ellie saat mereka masih bersama. Lalu
ia melihat tulisan Ellie "Thanks for the adventure. Got a New one!
Ellie." dan sadar bahwa ia harus menyelamatkan Kevin. Ia lalu keluar untuk
bicara dengan Russell yang kesal terhadapnya, namun ternyata Russell sudah pergi
duluan mengejar kapal raksasa Muntz dengan balon-balon dari rumah Carl. Carl
berusaha menyusul Russell, yang ternyata disana tertangkap oleh Muntz. Setelah
menyelamatkan Russell, ia menyelamatkan Kevin, namun bertarung dengan Muntz.
Setelah Russell membawa rumah Carl ke atas kapal raksasa tempat Carl, Kevin dan
Doug berada, mereka bersiap untuk pergi, namun Muntz menembaki balon dirumahnya
dengan senapan. Carl tidak dapat bergerak karena ia menahan tali rumah
tersebut, namun setelah ia mengecoh Muntz, ia menyuruh Russell, Kevin dan Doug
untuk berpegangan ditali yang ia pegang, sementara Muntz jatuh dari ketinggian,
menyebabkan kematiannya. Mereka bersuka cita karena berhasil membuat Muntz
kalah, namun Carl merasa sedih karena rumahnya dan Ellie jatuh dari ketinggian
tersebut.
Russell dan Carl, pulang ketempat
asalnya dengan kapal raksasa Muntz dan mereka menghadiri upacara yang diikuti
Russell. Russell mengangkat Carl sebagai ayah angkatnya, sementara Kevin sudah
pulang ketempat asalnya dan Dug menjadikan Carl sebagai pemilik barunya. Mereka
makan es krim dikedai es krim, sambil bermain-main menebak warna mobil. Dug,
Carl, dan Russell hidup bahagia, sementara saat kembali ke Paradise Falls,
rumah Carl dan Ellie mendarat dengan sempurna di Paradise Falls, tepat seperti
yang mereka impikan.
Beberapa foto
menampilkan kehidupan Carl setelah petualangan tersebut, sebagai kakek angkat Russel.
Minggu, 09 September 2012
The Expendables
The Expendables (2010)
Film
yang disutradarai dan ditulis oleh Sylvester Stallone. Film ini menghadirkan
bintang-bintang besar seperti Stallone , Dolph Lundgren, Arnold Schwarzenegger,
Jet Li, Jason Statham dan Bruce Willis. Tentunya dengan kehadiran aktor kelas
atas di film ini akan membuat The Expendables semakin menarik. Berikut sinopsis
ceritanya dan data seputar The Expendables.
Kekuasaan
Jenderal Garza (David Zayas) di sebuah negara di Amerika Selatan memang sangat
kokoh. Dengan kekuatan militer yang ia miliki, Garza menindas warga negaranya
sekaligus menentang kebijakan negara-negara lain yang ada di sekitarnya.
Setelah kematian seorang sandera warga negara Amerika di tangan Garza,
pemerintah Amerika tak punya pilihan lain selain membuat skenario untuk
menggulingkan kekuasaan Garza.
Menurunkan
pasukan langsung ke negeri itu jelas tak mungkin dan satu-satunya cara adalah
menurunkan pasukan tak resmi untuk melakukan kudeta dan membebaskan rakyat di
negeri itu dari penindasan yang sudah berjalan dua puluh tahun lebih itu.
Masalahnya, pasukan ini harus benar-benar tangguh karena mereka tak akan
mendapat bantuan apa pun dari pihak mana pun.
Harapan
kini bergantung pada Barney Ross (Sylvester Stallone), sang pemimpin tim The
Expendables. Bersama Lee Christmas (Jason Statham), Tool (Mickey Rourke), Bao
Thao (Jet Li), Gunnar Jensen (Dolph Lundgren), Hale Caesar (Terry Crews) dan
Toll Road (Randy Couture), Barney harus berhasil membunuh Garza dan menumbangkan
rezim yang berkuasa. Sayangnya misi ini bukanlah misi yang mudah. Selain tak
akan mendapat bantuan apa pun dari pihak militer Amerika, ada agen CIA bernama
Monroe (Eric Roberts) yang ternyata tak menghendaki runtuhnya kekuasaan Garza.
The Expendables 2 (2012)
Film
kedua ini menurut saya tidak semenarik yang pertama, dan gampang ditebak.
Yang menarik dari film ini hanyalah kumpulan aktor top hollywod dalam
satu layar dan dialog-dialog lucu serta tingkah-tingkah lucu para expendables.
Bagi yang belum menonton saya ceritakan sinopsis film tersebut.
Di awal,
film ini langsung menyajikan adegan action ketika Barney Ross yang diperankan
oleh Sylvester Satllon dan anggotanya (expendables) berusaha menyelamatkan
seorang sandera berkewarganegaraan Cina menggunakan kendaraan berlapis baja
yang sudah dirakit sedemikian rupa untuk melakukan penyerangan. Para
expendables berhasil menyelamatkan sandera dan juga berhasil menyelamatkan
nyawa Trench (Arnold Schwarzenegger) yang turut ditawan musuh. Proses
penyelamatan sandera berjalan mudah, namun saat mereka berusaha kabur, Ross
tertembak dan dikepung musuh di tengah hutan. Ross tidak sendiri, saat itu dia
bersama Lee Christmas (Jason Statham).
Saat
dikepung, saya sudah membayangkan mereka berdua akan mendapatkan bantuan, dan
ternyata prediksi singkat saya benar. Seorang anggota baru di tim expendables
yang bernama Billy The Kid (Liam Hemsworth) berhasil menyapu bersih musuh yang
mengepung Ross dan Lee.
Billy
adalah seorang ahli sniper yang pada misi itu ditugaskan oleh Ross untuk
mengawasi dari bukit. Billy seorang pejuang yang pernah ditugaskan di
Afganistan, namun karena suatu masalah yang membuatnya kecewa, dia pun berhenti
dan memilih untuk bergabung dengan Ross dkk.
Setelah
menyelesaikan misi tersebut, Ross kembali mendapatkan misi baru dari Mr. Church
(Willis). Misi yang tampaknya sangat sederhana. Untuk memperlancar misi
tersebut, Mr. Church menugaskan sorang perempuan paras cina (*saya lupa namanya
:D) yang paham banyak terkait target dari misi baru Ross dkk.
Target
sebenarnya adalah sebuah peta digital yang berisi informasi terkait lokasi
disimpannya lima ton bahan peledak plutonium, namun Mr. Church mengatakan pada
Ross bahwa target dari misi ini adalah brangkas berisi uang bernilai puluhan
juta dollar Amerika. Cukup muda bagi para expendables untuk mendapatkan benda
yang diinginkan Mr. Church walau tanpa salah satu anggota mereka, yaitu Yin
Yang (Jet Li) yang ditugaskan untuk mengantar pulang sandera yang berhasil diselamatkan
pada misi pertama. *Jadi peran Jet Li hanya terlihat pada misi pertama saja.
Bukan
bararti misi mereka selesai. Semuanya berjalan tidak sesuai rencana ketika Ross
dan timnya meninggalkan lokasi, mereka dihadang kelompok Jean Vilian (Van
Damme) yang juga mengincar benda yang diinginkan Mr. Church. Ross dan
anggotanya tidak bisa berbuat banyak karena anggota musuh lebih banyak dan juga
mengancam nyawa Billy The Kid (si jago sniper) yang berhasil mereka tawan
ketika ditugaskan untuk mengawasi dari ketinggian (bukit). Musuh menggerogoti
semua senjata para expendables dan berhasil memebawa pergi benda yang
diinginkan. Musuh juga bertindak keji dengan membunuh si jago sniper, Billy The
Kid. Kematian Billy The Kid membuat Ross marah dan berniat untuk membalas
dendam. Mereka pun mencari tau keberadaan Vilian dan mengatur strategi
penyerangan.
Vilian
merupakan pimpinan sekelompok orang yang ingin mendatangkan malapetaka dan
ancaman mematikan yang tak terduga. Mereka ingin mengangkut plutonium dan
menjualnya untuk mendapatkan uang. Tidak tanggung-tanggung, lima ton plutonium
itu lebih dari cukup untuk menghancurkan dunia.
Expendables
melanjutkan perjalanan. Mereka melewati sebuah desa yang hanya dihuni kaum
perempuan dan anak kecil. Ketika berada di desa tersebut, para expendables
kembali berhadapan dengan anak buah Vilian yang ditugaskan untuk mengambil
warga yang tersisa yang nantinya akan dipekerjakan untuk menggali lokasi
plutonium. Tidak sulit bagi para expendables untuk menghabiskan anak buah
Vilian di tempat itu. Warga pun sangat berterima kasih pada Ross dkk.
Mereka
kembali melanjutkan perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai lokasi. Mereka
memantau kondisi lokasi dari kejauhan dan memutuskan untuk memasuki lokasi
menggunakan pesawat yang dibawah dari film The Expendables sebelumnya. Mereka
berhasil masuk ke lokasi yang berada di bawa tanah (semacam goa) dan
menyelamatkan para pekerja yang nyaris saja dibantai anak buah Vilian.
Sayangnya, Vilian dan anak buahnya berhasil kabur membawa 5 ton plutunium dan
juga meledakan lokasi tersebut. Para expendables dan semua pekerja terjebak di
dalam.
Hal lucu
terjadi ketika Gunner Jensen (Lundgren), berbekal pengetahuannya dalam hal
kimia, dia mencoba meledakan salah satu sisi ruangan. Anggota tim yang lain
tidak percaya dia mampu melakukan itu, dan memang benar. Bahan yang dibuat
Gunner tidak menghasilkan apa-apa (penonton tertawa). Tapi tiba-tiba saja
bidang yang ingin dihancurkan Gunner retak. Yang lain mulai kagum dan WOW, tapi
(penonton tertawa lagi) bidang tersebut retak karena dihancurkan dari luar,
Trench (Arnold Schwarzenegger) yang melakukannya menggunakan alat berat. Trench
datang bersama Mr. Church. Bersama para expendables, mereka langsung mengejar
Vilian. Pertempuran kembali terjadi di bandara. Para expendables yang dipimpin
Barney Ross (Stallone) dan beranggotakan Lee Christmass (Statham), Hale Caesar
(Crews), Toll Road (Couture), Gunner Jensen (Lundgren) serta seorang perempuan
yang ditugaskan Mr. Church berusaha menghalangi dan menghabiskan anggota
Vilian. Mereka juga mendapatkan bantuan Booker (Chuck Norris).
Pertarungan
klasik (tanpa senjata) terjadi antara Christmass dan seorang tangan kanan
Vilian serta pertarungan antara Ross dan Vilian. Christmas berhasil memenangkan
pertarungannya. Barney Ross juga berhasil menghabisi nyawa Vilian menggunakan
pisau yang digunakan Vilian membunuh Billy The Kid. Pembalsan dendam yang
berhasil, cerita berakhir.
*Ending
yang biasa-biasa saja dan sangat bisa ditebak :D
The Bourne Trilogy
Diadaptasi
dari seri novel The Bourne karangan Robert Ludlum, trilogi ini berhasil
mengangkat nama Matt Damon sebagai aktor laga. Sebelumnya memang Matt Damon
sudah cukup dikenal namun lebih sebagai aktor drama berwajah baby face. Tapi
siapa sangka dia bisa berubah menjadi seorang Jason Bourne yang beraksi dengan
begitu garang dalam trilogi ini. Dalam rangka menyambut rilisnya The Bourne
Legacy, (sayangnya tidak ada Matt Damon disana) saya kembali menonton ulang
trilogi yang disutradarai oleh dua orang ini, yaitu Doug Liman pada film
pertamanya, dan Paul Grengrass menuytradarai dua film terakhirnya. Trilogi yang
total telah berhasil meraih pendapatan diatas $900 Juta ini juga sering
dianggap sebagai salah satu trilogi film aksi terbaik yang pernah dibuat. Jadi
sehebat apakah aksi Matt Damon sebagai Jason Bourne?
The Bourne Identity (2002)
Pada
installment pertama ini kita akan diajak mengikuti perjalanan Jason Bourne yang
suatu hari ditemukan oleh para nelayan terapung di tengah laut dengan luka
tembak di punggungnya. Begitu sadar ia malah tidak tahu siapa dirinya dan
mengapa ia bisa mendapatkan luka tembak tersebut. Perjalanan Jason Bourne untuk
menemukan identitasnya dimulai. Bahkan perjalanannya ini juga turut melibatkan
seorang gadis bernama Marie (Franka Potente) yang awalnya hanya memberi
tumpangan pada Bourne tapi malah berakhir sebagai buronan polisi. Tidak hanya
jadi buronan polisi, Jason dan Marie juga diburu oleh beberapa orang pembunuh
yang ternyata suruhan dari seorang petinggi CIA yang juga pimpinan dari sebuah
operasi bernama Treadstone, Alexander Conklin (Chris Cooper). Tentu ssaja
dengan mudah kita sudah bisa menebak bahwa sebenarnya Jason Bourne adalah salah
satu anak buah dari Conklin. Tapi misteri sebenarnya bukanlah itu, melainkan
kenapa Jason Bourne bisa tiba-tiba tak sadarkan diri di tengah laut dan hilang
ingatan. Misteri yang ada memang tidak terlalu kompleks namun dibungkus dengan
baik sehingga tetap menarik untuk diikuti.
Tentu
saja yang jadi sorotan utama adalah adegan aksinya. Dalam The Bourne Identity
semua adegan aksi berhasil dieksekusi dengan baik. Adegan perkelahian tersaji
dengan cepat, brutal namun dibungkus dengan pergerakan kamera yang dinamis dan
tidak membuat pusing. Disinilah kehebatan Matt Damon sebagai seorang aktor laga
yang baik teruji. Sosoknya meyakinkan dan terlihat gagah sebagai agen rahasia
yang sangat terlatih. Bicara adegan perkelahian film ini tentu tidak akan
terlepas dari sebuah adegan yang memperlihatkan Jason Bourne menggunakan sebuah
pulpen untuk menyerang lawannya. Ya, enam tahun sebelum Joker memperlihatkan
sulap mematikan dengan pulpen, Jason Bourne sudah menunjukkan bahwa alat tulis
itu bisa jadi sebuah senjata yang berbahaya. Tidak hanya adegan baku hantam,
adegan kejar-kejaran yang biasanya tidak pernah jadi favorit saya juga tersaji
dengan seru disini. Yang spesial adalah karena adegan mini cooper yang bisa
mengalahkan banyak mobil dan motor polisi bisa terlihat meyakinkan tanpa terasa
terlalu dibuat-buat. Overall film pertama ini memang menyajikan kisah yang
sederhana dan standar namun bisa terasa menarik berkat unsur misteri yang
dikemas dengan baik dan tentunya sajian aciton yang mumpuni.
The Bourne Supermacy (2004)
Berganti
nahkoda dari Doug Liman menjadi Paul Grengrass, The Bourne Supremacy
melanjutkan kisah film pertamanya dimana Bourne dan Marie hidup berdua dengan
tenang di India selama dua tahun. Selama itu pula Bourne terus dihantui mimpi
buruk mengenai ingatan masa lalunya. Tidak ada yang bisa ia ingat secara pasti
kecuali bahwa mimpi buruk tersebut berkaitan dengan misi pertamanya saat
menjadi agen rahasia dulu. Disisi lain, pihak CIA yang dipimpin Pamela Landy
(Joan Allen) tengah melakukan sebuah misi mendapatkan sebuah file rahasia. Tapi
ditengah misi muncul pihak misterius yang mencuri file tersebut dan membunuh
dua anggota CIA. Berdasarkan sidik jari yang ditemukan, diketahui bahwa orang
misterius tersebut adalah Jason Bourne. Padahal disaat bersamaan Bourne sedang
berada di India dan nyawanya dan Marie sedang terancam oleh seseorang. The
Bourne Supremacy jelas mengikuti pakem sebuah sekuel, yaitu tampil dengan
sajian aksi yang lebih besar. Adegan aksinya masih tetap memukai seperti pada
Identity, hanya saja saya tidak lagi merasakan perasaan spesial seperti saat
pertama kali melihat aksi Jason Bourne di film sebelumnya. Sajian aksinya
memang lebih besar dan lebih banyak, tapi sayang tidak seefektif dalam film
pertamanya, termasuk adegan kejar-kejaran di akhir film yang over the top tapi
terasa kepanjangan dan kehilangan greget.
Meski
greget untuk porsi aciton-nya sedikit berkurang, The Bourne Supremacy punya
kelebihan berkaitan dengan jalan ceritanya yang lebih kompleks. Pada awalnya
saya sempat merasa misteri yang muncul kurang menarik, tapi ternyata setelah
beberapa saat akhirnya mulai terasa seru dan ternyata punya jalinan yang lebih
kompleks daripada film pertamanya. Sebenarnya film kedua ini punya potensi
besar menjadi sebuah kisah yang menyentuh, karena aksi Bourne disini tidak
hanya dilandasi keinginan mencari tahu masa lalunya tapi juga masalah balas
dendam, tapi sayang porsi balas dendamnya tidak terlalu digali. Karakter Jason
Bourne sendiri terlihat makin keren disini. Setiap dia beraksi sosoknya makin
terlihat luar biasa dan tentunya nama Matt Damon sebagai ikon film action makin
mantap disini. Secara keseluruhan The Bourne Supremacy tidak sebagus The Bourne
Identity, tapi itu lebih karena apa yang saya lihat di film keduanya sudah
pernah saya lihat di film pertamanya, khususnya dalam adegan aksinya, hanya
saja porsi di film kedua ini jauh diperbesar. Temponya juga makin dipercepat.
Walaupun begitu sudah pasti bahwa The Bourne Supremacy adalah sekuel yang
solid.
The Bourne Ultimatum (2006)
Film
ketiga ini melanjutkan kisah langsung setelah film keduanya, dimana Jason
Bourne masih melanjutkan pencarian terhadap jati diri dan masa lalunya yang
sesungguhnya. Pencarian Bourne berujung pada sebuah temuan mengenai operasi
bernama Blacbriar. Bourne yakin bahwa penelusuran terhadap backbriar akan
menuntunnya menemukan masa lalunya yang telah lama hilang. Tentu saja pencarian
ini tidak akan mudah karena Bourne harus mencari hingga berkeliling dunia mulai
dari Moscow, London, Paris, New York, Turin, hingga Tangier di Maroko. Seperti
biasa Bourne juga masih akan diburu oleh CIA yang juga mengandalkan beberapa
pembunuh bayaran. The Bourne Ultimatum langsung dimulai dengan tempo yang
cepat, tanpa basa-basi dan tempo cepat itu terus terjaga hingga akhir film.
Layaknya sebuah penutup trilogi, film ini memberikan semuanya, mulai dari
adegan aksi yang makin banyak dan makin seru, misteri yang lingkupnya makin
besar, dan tentunya sosok Jason Bourne yang segala kemampuannya sebagai seorang
super soldier makin dieksplorasi disini. Kita benar-benar akan disuguhi Bourne
yang kuat secara fisik, cerdas juga taktis. Kehebatan otak Bourne paling
terlihat dalam sebuah adegan keren saat ia dan seorang wartawan bernama Simon
Ross mencoba kabur dari kejaran CIA.
Tidak
hanya itu, film ini juga seolah merangkum dua film sebelumnya dengan memberikan
beberapa referensi atau bisa dibilang homage didalamnya. Jika dalam The Bourne
Supremacy saya merasa adegan aksinya sedikit kehilangan greget, maka dalam
Ultimatum greget seperti film pertama kembali terasa. Apalagi adegan
perkelahian hand to hand yang berkurang di film keduanya kembali terlihat
disini. Cerita yang disuguhkan terasa lebih dalam dengan kisah tentang
organisasi dalam hal ini CIA yang mengandalkan kebobrokan untuk mencapai
tujuan. Kisah seseorang yang mencari jati diri dan bertahan selama tiga film
mungkin akan terasa terlalu diulur, tapi trilogi Bourne ditangani dengan benar
sehingga penonton tidak akan pernah merasa kecewa dengan kisahnya yang diulur.
Selalu ada misteri baru yang muncul untuk diungkap dan tentunya dibalut dengan
adegan-adegan aksi yang tersaji dengan baik. Mungkin pada akhirnya trilogi ini
punya konklusi yang bisa dibilang tidak "heboh" tapi sebenarnya punya
ironi tersendiri setelah berbagai hal yang harus dilalui Bourne untuk mencari
masa lalunya. Pada akhirnya trilogi ini khususnya The Bourne Ultimatum yang
menjadi film terbaik dalam trilogi ini juga salah satu film action terbaik yang
pernah dibuat. Suguhan adegan aksi yang dibalut dengan begitu baik dan
maksimal, Matt Damon sebagai Jason Bourne yang bermain dengan baik, dan tidak
lupa rangkaian cerita penuh intrik yang selalu menarik disimak.
Kamis, 06 September 2012
IRON MAN
Iron Man adalah
film Superhero yang diambil dari komik karya Marvel. Tokoh manusia berbaju besi
yang kali pertama diterbitkan pada Maret 1963 ini berkisah tentang seorang
miliuner genius pemilik pabrik senjata Tony Starks (Robert Downey Jr.) yang
diculik oleh kawanan teroris dan dipaksa untuk membuat sebuah senjata pemusnah
massal yang baru saja diproduksi oleh perusahaan Stark.
Awalnya, Tony
yang terluka karena sebuah ledakan diselamatkan oleh para teroris yang akhirnya
malah menawan Tony untuk tujuan membuat senjata bernama rudal Jericho itu. Di
dalam tawanan ini, Tony yang terluka diselamatkan oleh Yinsen (Shaun Toub) yang
membuatkan sebuah alat untuk menahan pecahan peluru yang ada di tubuh Tony.
Awalnya Tony
Stark menolak tuntutan para teroris itu namun setelah mendapat siksaan dari para
teroris itu, Tony setuju walaupun sebenarnya ia punya rencana sendiri. Dengan
bantuan Yinsen, Tony membuat baju zirah yang dilengkapi dengan beberapa senjata
dan roket. Rencananya, Tony akan memakai armor itu untuk membebaskan Yinsen dan
dirinya dari para teroris.
Sayangnya rencana itu harus gagal karena
para teroris keburu menyerbu masuk karena curiga dengan usaha Tony. Yinsen
tewas dalam usaha untuk mengulur waktu agar Tony sempat masuk ke dalam baju
besinya.
Tony berhasil
lolos dan ditemukan para tim pencari yang menyisir gurun setelah peristiwa
penyerangan pada rombongan Tony. Tony yang masih dalam kondisi buruk berhasil
kembali ke Amerika Serikat setelah 1 minggu dinyatakan hilang.
Sekembalinya Tony
ke Amerika, pengusaha senjata itu memutuskan untuk berhenti memproduksi senjata
karena menyadari bahwa selama ini senjata produksi perusahaannya telah
dipergunakan oleh para teroris untuk menyebar mala petaka. Ide ini ditolak
mentah-mentah oleh Obadiah Stane (Jeff Bridges) yang menjadi mitra Tony. Tony
kemudian disarankan untuk beristirahat dulu dari aktivitas bisnis.
Ternyata Obadiah
memanfaatkan waktu ini untuk memproduksi senjata dan menjualnya ke para teroris
yang sanggup membayar mahal untuk senjata produksi Stark. Tony tidak menyadari
ini dan menyibukkan dirinya menyempurnakan baju besi yang digunakannya untuk
meloloskan diri dari para teroris. Di saat yang sama Tony juga menyempurnakan
alat yang diciptakan Yinsen untuk menyelamatkan dirinya.
Okay itu cuplikan
Iron Man yang pertama, sekarang kita menuju Iron Man 2. Capcuuuuzzz
Saya akan sedikit
bercerita tentang film Iron Man 2 yang menurut saya film ini patut diberi
jempool (y) . Oke langsung saja ...
Film ini
menceritakan tentang keampuhan sebuah tekhnologi. Penemuan seorang millioner Tony Stark adalah pahlawan super lapis baja Iron Man.
Tony Stark mendapat tekanan pemerintah,
pers dan publik untuk berbagi teknologi dengan militer, Tony tidak mau mengungkapkan
rahasia di balik baju besi Iron Man, karena ia tak ingin informasi tersebut
jatuh di tangan yang salah.
Dengan Pepper
Potts (Gwyneth Paltrow) dan James “Rhodey” Rhodes (Don Cheadle) di sisinya,
Tony tempa aliansi baru dan menghadapi kekuatan baru yang lebih kuat.
Sebagaimana dalam
kehidupan nyata, tidak smua berjalan mulus, ada beberapa hal dalam kehidupan
Stark yang berjalan tidak baik. Seperti ditemukannya paladium di dalam reaktor
busur yang selama ini menjaga jantungnya.
Paladium ini lama-lama tidak berfungsi dan justru hampir saja akan
membunuh Tony. Tony sudah berusaha
mencari pengganti elemen pengganti paladium tersebut namun masih selalu gagal.
Kemudian dia berusaha memahami secara perlahan dari konsekuensi akan kematian
yang akan menghampirinya. Kemudian, dia menunjuk asisten pribadinya Pepper
Potts menjadi CEO Stark Industries.
Ketika adu balap
Di Monaco, Stark diserang oleh Ivan Vanko yang telah membangun reaktor sendiri
dengan memanfaatkan energi listrik. Vanko ternyata putera dari seorang ilmuwan
dari Rusia Vanko Anton yang bekerja sama dengan ayahnya Stark Howard. Setelah vanko keluar dari penjara dan
berusaha membalas dendam.
Tony merasa putus
asa dan percaya bahwa hari itu akan menjadi pesta ulang tahunnya yang terakhir
kali. Depresi dan mabuk berat ketika menggunakan baju Iron Man, membuat
temannya Letnan Kolonel James Rhodes memakai baju besi Mark Versi II dan
menangkapnya. Suatu hari, Stark di dekati oleh Nick Fury dari SHIELD yang
menyediakan artefak tua milik ayahnya dengan harap sebagai penawar racun
paladium. Stark menemukan pesan dari ayahnya yang berisi struktur diagram atom
unsur baru. Stark dengan dibantu komputer Jarvis meneliti unsur atom baru ini
dan menciptakan penawar racun.
Disaat bersamaan
di Stark Expo, Hammer memperkenalkan drone militer baru yang di pimpin oleh
Rhodes dari sitaan baju besi Mark II. Sayangnya, dengan keadaan ini membuat
Vanko memiliki kendali penuh atas baju drone dan baju baru Rhodes dan saat itu
Stark tiba disaat yang sama ketika mereka pergi menyerang. Saat Stark bertempur
melawan musuh yang tidak bisa dikendalikan dan lebih kuat, Happy Hogan dan
Natalie sebagai agen rahasia bersatu menghentikan langkah Vanko.
Film Iron Man 2
ini diperankan oleh : pemain lama dari Iron Man versi pertama seperti Robert
Downey Jr., Don Cheadle, Mickey Rourke, Gwyneth Paltrow, Scarlett Johansson,
Samuel L. Jackson, Sam Rockwell. Dan satu lagi, film ini disutradarai oleh Jon
Favreau dan skenario nya ditulis oleh Justin Theroux.
Sekian sinopsis
Film Iron Man. Dan nantikan film Iron Man 3 yang akan dirilis tahun 2013.
Sabaar yaaaa....
Jumat, 24 Agustus 2012
The Raid
Okay
kalian pasti sudah tau film The Raid ? Film yang disutradarai oleh Gareth Evans
dan dibintangi oleh Iko Uwais. Pertama
kali dipublikasi pada Festival Film Internasinal Toronto (Toronto International
Film Festival, TIFF) 2011 sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness,
para kritikus dan penonton memuji film tersebut sebagai salah satu film aksi
terbaik setelah bertahun-tahun. Sehingga memperoleh penghargaan The Cadillac
People's Choice Midnight Madness Award. Terpilihnya film ini untuk diputar pada
beberapa festival film internasional berikutnya, seperti Festival Film
Internasional Dublin Jameson (Irlandia), Festival Film Glasgow (Skotlandia),
Festival Film Sundance (Utah, AS), South by Southwest Film (SXSW, di Austin,
Texas, AS), dan Festival Film Busan (Korea Selatan), menjadikannya sebagai film
komersial produksi Indonesia pertama yang paling berhasil di tingkat dunia.
Amazing? yes..
Menurut saya ceritanya sederhana.
Karena syuting film tersebut diambil disatu tempat yang sama. Gedung tua. Saya
yakin pengeluarannya pun tidak banyak. Tapi para pemain yang profesional
seperti Iko Uwais atau Yayan Ruhian yang pada dasarnya mereka sudah ahli dalam
bidangnya. Silat. Salah satu bela diri asli Indonesia. Kita patut berbangga
bukan ? (y)
Sebenarnya Film ini bukan ditayangkan
pertama kali di Indonesia. Film ini mengikuti festival tingkat Internasional
terlebih dahulu. Dan ketika mereka berhasil mengharumkan nama Indonesia
ditingkat Internasional, barulah mereka pulang dengan penghargaan dan senyum kebanggaan.
Barulah film ini ditayangkan di negeri sendiri. Indonesia.
Saya beri sedikit sinopsis cerita The
Raid :
Di jantung daerah kumuh Jakarta
berdiri sebuah gedung apartemen tua yang menjadi markas persembunyian para
pembunuh dan bandit yang berbahaya. Sampai saat ini, blok apartemen kumuh
tersebut telah dianggap tidak tersentuh, bahkan untuk perwira polisi yang
paling berani sekalipun. Diam-diam di bawah kegelapan dan keheningan fajar,
sebuah tim elit polisi penyerbu berjumlah 20 orang ditugaskan untuk menyerbu
apartemen persembunyian tersebut untuk menyergap gempong narkotik terkenal yang
menguasai gedung tersebut. Tapi ketika sebuah pertemuan dengan seorang
pengintai membuka rencana mereka dan berita tentang serangan mereka mencapai
sang gembong narkotik, lampu dalam gedung tiba-tiba padam dan semua pintu
keluar diblokir. Terdampar di lantai enam dan tanpa jalan keluar, satuan khusus
tersebut harus berjuang melawan penjahat-penjahat terburuk dan terkejam untuk
bertahan hidup dalam misi penyerbuan tersebut.
Kamis, 23 Agustus 2012
Waskito Movie
Hai..
Pasti
kalian bertanya-tanya kenapa postingan pertama saya diberi judul "Waskito
Movie" . Sebenernya saya pribadi juga tidak tau, tiba-tiba saja ide itu
muncul. Mungkin karena nama marga saya 'Waskito' dan blog saya memuat tentang
film (?) bisa jadi. Tapi saya juga berharap, suatu saat ketika saya sukses saya
ingin memuat nama marga saya WASKITO menjadi terkenal . Seperti Aburizal Bakrie yang terkenal
dengan marganya Bakrie atau juga seperti Rahmat Gobel. why not ??
Oke
sebenernya tujuan postingan pertama ini adalah saya ingin berpendapat tentang
film-film yang beredar, nasional maupun internasional. Terutama film-film yang
saya sukai seperti action (y)
Entah
mengapa film-film di Indonesia menurut saya kurang kreatif. Apalagi film
horornya, gak bermutu. Maaf kalau menyinggung, tapi memang kenyataannya seperti
itu. Film yang bagus di Indonesia pun biasanya diambil dari novel. Contoh film
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata atau Ayat-Ayat Cinta karya Habbiburrahman El-Shirazy.
Itupun mereka tidak bisa memaksimal hasil kerja mereka sama seperti yang ada di
novel. Jujur saja saya bingung, apa yang membatasi mereka sehingga tidak
profesional? Fasilitas? Uang? Atau memang kinerja mereka yang malas ? Saya
tidak tahu.
Sedangkan
film diluar negeri terutama industri perfilman Hollywood, mereka melakukannya
dengan total. Film action ditampilkan dengan editan atau apapun seperti nyata.
Mungkin karena fasilitas mereka memadai dan di dukung dengan pemain
profesional. Bukan hanya di film action, film drama, kartun, horror, ataupun
film psikopat Saw ? Mereka melakukannya dengan total. Tapi yang saya tidak
senangi adalah mereka terlalu fulgar. Dari pakaian sampai cara beradegan
mereka, contoh berciuman (?). Mereka melakukannya dengan biasa tanpa beban.
Apalagi adat kami (Indonesia) yang memang mayoritas muslim melarang kami
melakukan hal-hal yang bukan mukhrim. Dan itu semua membuat saya risih melihat
adegan fulgar sperti itu.
Saya
berharap film dalam negeri (Nasional) lebih ditingkatkan ke profesinalan nya,
lebih kreatif, dan tidak usah meniru adegan film luar negeri (Internasional)
yang memang dari segi perilaku dan adat sudah berbeda. Apalagi seiring
berjalannya waktu teknologi di dunia semakin berkembang. Dan didukung dengan
anak didik negeri yang cerdas.. Saya rasa apa yang tidak mungkin ?
Langganan:
Postingan (Atom)